Thursday, October 11, 2012

TELINGA

“Masuklah ke telingaku,” bujuknya.
Gila
ia digoda masuk ke telinganya sendiri
agar bisa mendengar apa pun
secara terperinci — setiap kata, setiap huruf, bahkan letupan dan desis
yang menciptakan suara.
“Masuklah,” bujuknya.
Gila !  Hanya agar bisa menafsirkan sebaik-baiknya
apa pun yang dibisikkannya kepada diri sendiri.

 Perahu Kertas, Kumpulan Sajak, 1982.

No comments:

Post a Comment