BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Apresiasi
adalah kegiatan menggauli karya sastra (drama) secara sungguh-sungguh sehingga
tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan, pikiran kritis dan kepekaan perasaan
yang baik terhadap karya sastra (drama) (Effendi, 2002). Di dalam mata kuliah
Apresiasi Drama Indonesia diharapkan mahasiswa dapat memahami pengertian
apresiasi dan mengaplikasikannya dalam pembelajaran drama.
Pemilihan
naskah drama ini didasari oleh beberapa faktor yaitu: pertama penulis naskah
drama Mak Comblang ini adalah Nikolai Gogol yang diterjemahkan oleh Asrul Sani
yang merupakan salah satu penulis naskah drama yang direkomendasikan oleh dosen
pengampu untuk diapresiasi, kedua cerita di dalam naskah drama ini menceritakan
seputar kehidupan keluarga, ketiga naskah drama ini termasuk ke dalam bentuk
naskah drama yang tidak terlalu sulit diapresiasi dan dipertunjukkan. Dengan
berbagai pertimbangan di atas penulisakhirnya memilih naskah drama “Mak
Comblang“ karya Nikolai Gogol sebagai
media apresiasi penulis,Pemilihan naskah drama ini dilatarbelakangi oleh cerita
yang terkandung di dalam naskah drama mak comblang merupakan unsur sehari-hari
yang biasa terjadi namun dikemas dengan cara yang unik.
2.
Tujuan Penulisan
Sesuai
latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan tujuan penulisan sebagai
berikut:
a. Agar
penulis dan pembaca dapat mengetahui isi dari naskah drama tersebut.
b. Agar
penulis dan pembaca dapat mengambil pelajaran dari pesan moral dalam naskah
drama tersebut.
c. Agar
penulis dan pembaca mendapatkan pengalaman baru melalui kegitan apresiasi dan
pertunjukkan drama tersebut.
3.
Manfaat Penulisan
Sesuai
dengan tujuan penulisan di atas, penulis dapat merumuskan manfaat penulisan
sebagai berikut :
1. Memberikan
pengetahuan khususnya kepada penulis mengenai isi dari naskah drama tersebut.
2. Memberikan
pesan moral kepada pembaca maupun penulis.
3. Memberikan
pengalaman baru kepada pembaca dan penulis.
BAB II
APRESIASI NASKAH DRAMA MAK COMBLANG KARYA NIKOLAI
GOGOL DAN MODEL PEMBELAJARANNYA
1.
Sinopsis Naskah Drama
Lakon mak comblang ini
menceritakan tentang seorang opster yang bernama Akhmad,di usianya yang semakin
senja Akhmad belum juga berkeluarga,kemudian ia meminta pertolongn kepada mak
comblang yang bernama nyonya Eliya untuk mencarikan ia calon istri,nyonya Eliya
menjodohkan Akhmad dengan Ambarita tetapi ternyata bukan hanya Akhmad yang ia
comblangkan kepada Ambarita ada lima orang lain yang memiliki strata yang
sebanding dengan Akhmad,ke lima pria tersebut tiga diantaranya ialah bernama
Tatang Serabi,Arjuna, dan Tigor. Saat Ny.Eliya datang memberitahu kepada Akmad
bahwa Ambarita yang dicomblangkan kepadanya datanglah sahabat Akhmad yang
bernama Karim, dia mengetahui niat Ny.Eliya untuk mencomblangkan Akhmad dengan
Ambarita. Kemudian ia mengambil alih Ny.Eliya untuk mencomblangkan dan menyuruh
Akhmad segera menemui Ambarita dengan menanyakan alamatnya kepada Ny.Eliya.
Akhmad awalnya ragu dan malu serta pesimis tidak akan diterima oleh Ambarita
sekaligus merasa belum siap menikah, tapi atas pengaruh Karim akhirnya Akhmad
mau mencoba. Sesampainya dirumah Ambarita, Akhmad terkejut ternyata bukan hanya dirinya yang
dicomblangkan dengan Ambarita. Melihat hal tersebut Karim membuat strategi
supaya Akhmad yang diterima dengan cara berpura-pura kalau dia sodaranya
keluarga Arina dan menghasut Ambar supaya memilih Akhmad. Keesokan harinya
Ambarita menolak satu persatu laki-laki yang dicomblangkannya, dan menerima
lamaran dari Akmad. Namun saat hari pernikahan Akmad melarikan diri karena
sebenarnya dia belum siap untuk menikah, karena ini semua hanyalah rencana dari
Karim, dan Ambarita merasa sangat kecewa dan sedih karena itu bibi Arina memaki
Karim tidak terkecuali Ny.Eliya. Pada akhirnya mereka tidak jadi menikah.
2.
Profil Dramawan

Gogol dilahirkan di Sorochintsi di Ukraina dari
sebuah keluarga bangsawan kecil Ukraina (atau lebih tepatnya Ruthenia). Nama
kecilnya dalam bahasa Ukraina dieja Mykola. Sebagian dari
nenek moyangnya mengaku keturunan Szlachta Polandia dan
kakeknya, Afanasiy Gogol menulis dalam dokumen-dokumen sensus bahwa
"leluhurnya, yang bernama keluarga Gogol, berkebangsaan Polandia".
Ayah Gogol meninggal ketika anaknya baru berusia 15 tahun. Kesalehan ibunya
mungkin telah memengaruhi pandangan dunia Gogol, demikian pula masa yang
dilewatinya di daerah campuran yang terdiri dari kaum bangsawan kecil dan
kehidupan desa sehari-hari.
Nikolai pindah ke Saint
Petersburg pada 1828. Pada 1831, ia berjumpa dengan Aleksandr
Pushkin, yang mendukungnya sebagai penulis dan menjadi sahabatnya. Ia
mengajar sejarah
di Universitas
St. Petersburg dari 1834 hingga 1835. Ia mulai menulis sejumlah cerita
pendek dengan lokasi di St. Petersburg, termasuk "Nevsky Prospekt",
Buku
Harian Seorang Gila, "Mantel", dan "Hidung" (yang
pernah dijadikan opera oleh Dmitri Shostakovich). Meskipun jilid pertama
dari bukunya Malam-malam
di Pertanian Dekat Dikanka menjadi sukses, ia kembali lenyap dari
peredaran setelah penerbitan bukunya Arabesques. Baru setelah terbit
dramanya yang penuh ejekan Inspektur Keneral,
yang dihasilkan pada 1836, masyarakat kembali menaruh perhatian kepadanya
sebagai seorang penulis. Cerita yang bernada satir ini, seperti
banyak dari karyanya yang lain di kemudian hari, menimbulkan sejumlah
kontroversi, dan Gogol terpaksa melarikan diri ke Roma.
Karya-karyanya antara lain :
- "Nyanyian untuk Italia" (1829, puisi)
- Hanz Küchelgarten (1829, puisi naratif, diterbitkan dengan nama samaran "V. Alov")
- "Perempuan" (1830, cerpen)
- Malam Hari di Pertanian Dekat Dikanka (1831-1832, kumpulan cerpen)
- Mirgorod (1835, kumpulan cerpen)
- Arabesques (1835, kumpulan cerpen)
- "Hidung" (1836, cerpen, dasar untuk opera oleh Dmitri Shostakovich)
- "Kereta Kuda" (1836, cerpen)
- Inspektur Jenderal (1836, drama) (difilmkan di Indonesia dengan judul "Tamu Agung" oleh Usmar Ismail pada 1955)
- "Pulang dari Teater" (1842, esai)
- "Roma" (1842, fragmen)
- "Mantel" (1842, cerpen)
- Perkawinan (1842, drama, babak pertama diadaptasi oleh Mussorgsky sebagai opera dengan nama yang sama, diselesaikan oleh Mikhail Ippolitov-Ivanov)
- Jiwa-jiwa Mati (1842, novel)
- Bagian-bagian Terpilih dari Korespondensi dengan Teman-temannya (1847, kumpulan surat dan esai)
- "Meditasi atas Liturgi Suci"
3.
Apresiasi Drama
Ø Apresiasi
Tahap 1
Didalam
tahap ini, penulis menggunakan prosedur pembelajaran apresiasi drama menurut
Gordon (1960-an):
1. Langkah
pertama : Informasi dan konsep awal
a. Masukan
Informasi
b. Analogi
c. Upaya
Pemfokusan kembali
2. Langkah
kedua : Penciptaan jarak dan pengembangan konsep
a. Tahap
pengembangan konsep
b. Tahap
penggunaan analogi teknik kempaan
c. Tahap
pengajuan pertanyaan tugas analogi
Ø Apresiasi
Tahap 2
1.
Struktur
Bentuk
TOKOH DAN
PENOKOHAN
A.TOKOH
1.Akhmadin Akhmad
2.Karta
3.Karim
4.Ny.Eliya
5.Tigor
6.Rd.Tatang Serabi
7.Arjuna
8.Ambarita Ruwanti
9.Arina
10.Siti
B. PENOKOHAN
1.Akhmadin
Akhmad
·
Secara Fisiologis :
Laki-laki dewasa, mulai beruban, berpenampilan rapi memakai jas.
·
Secara Psikologis : Majikan
yang perfectsionis, ingin dipandang orang, dan seorang priyayi.
·
Secara Sosiologis :
Majikan dari Karta dan sahabat dari Karim.
2.Karta
·
Secara Fisiologis :
laki-laki dewasa, berperawakan kecil
·
Secara Psikologis : Baik, penurut, dan selalu
membenarkan apa kata Tuannya.
·
Secara Sosiologis :
Pembantu dari Akhmad.
3.Karim
·
Secara Fisiologis :
Laki-laki yang sudah dewasa,
·
Secara Psikologis :
Baik, tetapi selalu memengaruhi orang-orang dan membohongi demi kepentingan
Akmad.
·
Secara Sosiologis :
Sahabat dari Akhmad.
4.Ny.
Eliya
·
Secara Fisiologis :
Cantik, berpenampilan mewah.
·
Secara Psikologis : Baik, bekerja menjadi mak
comblang, dan agak sensitif.
·
Secara Sosiologis : Berhubungan baik dengan
para priyai yang akan dijodohkan termasuk teman dari Akmad, dan Ambarita.
5.Tigor
·
Secara Fisiologis :
laki-laki dewasa, berperawakan tinggi besar, dan berotot
·
Secara Psikologis : Baik, Percaya diri ,
tetapi sombong.
·
Secara Sosiologis :
Pensiunan pelaut dan teman dari Ny.Eliya.
6.Rd.
Tatang Serabi
·
Secara Fisiologis :
Gendut, kuat, dan menarik.
·
Secara Psikologis :
Ingin harta, keras kepala, dan memaksakan kehendak.
·
Secara Sosiologis :
Teman dari Ny.Eliya
7.Arjuna
·
Secara Fisiologis :
Kurus, tampan, dan rapi.
·
Secara Psikologis : tidak mempunyai pendirian
yang tetap, dan santai
·
Secara Sosiologis :
baik, ramah, dan tidak mudah marah
8.Ambarita
Ruwanti
·
Secara Fisiologis :
Cantik, berpenampilan menarik, rambut panjang, hidungnya agak besar.
·
Secara Psikologis :
Baik, tidak mempunyai pendirian yang teguh, pemalu, tidak berani mengambil
sikap, dan gampang terpengaruh orang lain.
·
Secara Sosiologis :
Keponakan dari Arina.
9.Arina
·
Secara Fisiologis :
cantik, dan berpenampilan rapi.
·
Secara Psikologis :
Baik, sayang kepada Ambar,
·
Secara Sosiologis :
Bibi dari Ambarita
10.Siti
·
Secara Fisiologis :
Kurus, berpenampilan apa adanya.
·
Secara Psikologis : baik, menurut kepada
majikannya.
·
Secara Sosiologis :
Pembantu di keluarga Arina dan Ambar.
Alur
Tahap perkenalan
Cerita berawal dari percakapan
Akhmad dengan Karta yang membahas tentang bagaimana penampilannya dan tentang
pesanan jas dan sepatu Akhmad. Kemudian datang Ny.Eliya memberitahukan bahwa
sudah ada calon yaitu Ambar. Dan datang Karim yang mengetahui dan mengambil
alih dengan maksud membantu sahabatnya yaitu Akhmad dan menyuruh dia segera
menemui Ambar.
i.
Awal Konflik
Awal konflik terjadi ketika ternyata
pelamar pria yang dicomblangkan oleh mak comblang kepada Ambarita lebih dari
satu, setelah pertemuan dengan para pelamar pria Ambarita pun menjadi bingung
untuk memilih, terlebih lagi dengan Karim sahabat Akhmad yang mencoba menghasut
para pelamar pria lain dan Ambarita dengan saling menjelek-jelekkan agar
Ambarita hanya mau menerima pinangan Akhmad.
ii.
Konflik Memuncak
Konflik memuncak ketika Ambarita
menolak satu persatu pinangan pria lain yaitu Serabi, Arjuna, dan Tigor yang
membuat mereka marah. Kemudian datang Karim yang menghasut Serabi bahwa
sebenarnya Ambarita tidaklah kaya. Kemudian diapun menghasut arjuna bahwa
sebenarnya Ambarita tidak bisa berbahasa inggris dan tidak berpendidikan.
Kemudian ketika Tigor memintanya untuk mencomblangkannya dengan Ambarita, dia
malah membuat Ambarita menyangka yang tidak-tidak kepada Tigor. Tigor yang
mendengar hal itu marah.
iii.
Konflik Menurun
Konflik menurun ketika Ambarita
menerima pinangan Akhmad dan bersedia untuk menikah dengan Akhmad. Akhmad pun
yang juga menyukai Ambarita akhirnya punya keberanian untuk menikah dan membina
rumah tangga. Akhirnya mereka merencanakan pernikah di sebuah mesjid dan taksi
serta para undangan dan jamuan sudah disiapkan.
iv.
Konflik Memuncak
Konflik kembali memuncaka ketika Akhmad
yang sedang menunggu Ambarita mengenakan gaun pengatin kembali bingung dan
tidak percaya pada dirinya sendiri untuk membina rumah tangga. Dia merasa masih
belum siap untuk terikat selamanya dalam ikatan pernikahan.
v.
Konflik Selesai/Penutupan
Konflik selesai ketika Ambarita menangis
dan Nyonya Elya selaku Mak Comblang berkata “kalau seorang laki-laki pergi,
urusan selalu bisa dibikin beres kembali. Tapi kalau pengantin laki-laki loncat
jendela, perkawinan bakal susah diteruskan”. Layar turun.
Latar :
Latar atau setting adalah tempat dan waktu
yang terdapat dalam drama. Latar dibagi menjadi latar terlihat dan latar tak
terlihat. Latar terlihat adalah latar yang saat tokoh ada di sebuah tempat
karena tokoh berdialog di tempat itu. Latar tak terlihat adalah latar yang
diceritakan oleh tokoh.
Latar
Tempat :
Ada
beberapa latar tempat yang terdapat pada naskah drama “Mak Comblang” antara
lain
-Kamar
Akhmad
“Sebuah
kamar bujangan, Akhmad sedang berbaring di depan seorang diri.”
-Kamar
Ambarita
“Sebuah
kamar di rumah Ambarita, dia sedang membagi kartu melihat peruntungannya.”
-Ruang
tamu rumah Ambarita
Latar
Waktu :
-Sore
hari
“Selamat
sore nona Ambar.”
Perlengkapan
Perlengkapan
yang digunakan dalam lakon drama ini perlengkapn realis, yaitu perlengkapan yang
bersifat nyata dan terlihat,adapun perlengkapan yang digunakan ialah
Alat
:
-Kursi
-Meja
-Karpet
-Bantal
-Selimut
-Lakban
Hitam
Kostum
:
-Ambarita
: Gaun, sepatu, dan aksesoris.
-Akmad
: Kemeja, celana panjang, dan sepatu.
-Ny.Eliya
: Rok, kemeja, perhiasan, kipas, dan sepatu.
-Karim
: Kemeja, celana panjang, sepatu.
-Tigor
: Kemeja dan celana panjang.
-Serabi
: Jas, celana panjang, tongkat.
-Arina
: Gaun, sepatu.
-Siti
: Daster dan lap.
2 .Strukutur Stilistka
Gaya
bahasa yang digunakan dalam Lakon drama “Mak Comblang” cukup ringan dan santai.
Namun susunan kata-kata dalam kalimat-kalimatnya menggunakan bahasa yang sering kali dibolak-balik sehingga
menimbulkan sedikit kebosanan karena pembaca naskah mesti memahami dialog
Ø Apresiasi
Tahap 3
a.Tema
Tema yang diangkat adalah mengenai percintaan. Di mana dari tem
percintaan ini ditarik sebuah cerita unik dengan bumbu percomblangan atau jodoh
menjodohkan.
b.Nilai
Nilai yang terkandung dalam lakon “Mak Comblang” ,
adalah nilai sastra, nilai sosial, dan ekonomi. Dalam nilai sastra, setiap
karya sastra pasti mempunyai nilai sastra yaitu menghibur. Sedangkan dalam
nilai sosial, dalam drama ini menggambarkan segala macam
tingkah manusia, orang-orang yang ambisius, angkuh, sok priyayi, kenes dan
mmbanggakan diri secara berlebihan. Dan nilai ekonomi dalam drama ini ialah orang
yang kehilangan akal sehatnya karena haus kekayaan. Mereka menganggap perkawinan
hanyalah transaksi dagang yang selalu harus memperhitungkan untung dan rugi
secara materi.
No comments:
Post a Comment