Friday, November 16, 2012

Kenangan Tak Terlupakan (6.Pekan Olahragga Siswa)



Mulai hari ini hingga seminggu kedepan akan diadakan pekan olahraga siswa. Sebuah acara untuk mempererat tali silaturahmi antar siswa baik senior maupun junior melalui olahraga. Selain itu acara ini digunakan untuk mengisi pekan tenang yang didedikasikan kepada guru beserta staf sekolah tersebut yang telah dengan maksimal membantu para siswa memahami pelajaran. Yaitu kang radit ketua osis yang mengusulkannya. Kang radit perawakannya tinggi mungkin sekitar 188cm, berkulit sawo matang dengan tubuh atletis, mungkin karena dia atlet basket. Dari penampilannya pun sangat terlihat bahwa dia sangat berwibawa, baik para siswa ataupun guru dan staf sekolah sangat menaruh hormat padanya. Mungkin karena ayahnya seorang tentara hingga dia mewarisi sifat seorang pemimpin, itu juga alasannya selama tiga tahun sekolah di sini dia selalu menjabat sebagai ketua osis.
“selamat pagi kawan-kawan” ucap kang radit setengah teriak.
“selamat pagi kang radit” balas para siswa.
“selamat pagi kawan-kawan” ucap kang radit dengan nada bertambah tinggi.
“seelaamaat paagii kaang radiiiiiit” balas siswa dengan nada yang tak kalah tinggi.
“bagus, semoga itu bisa menghangatkan tubuh kalian. Baiklah kita langsung mulai saja, mulai hari ini hingga sepekan ke depan akan diadakan acara pekan olahraga siswa. Acara ini bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan kita sebagai sesama siswa di sekolah ini. Ada beberapa kegiatan yang akan kita laksanakan, diantaranya futsal, voli, basket, catur, lari, dan bulu tangkis. Setiap kelas memberikan wakilnya ?  ” tanya kang radit.
“sudaaaaaaaah” jawab para siswa.
“bagus. Masing-masing acara akan dibimbing oleh salah satu pengurus osis dan staffnya. Untuk futsal oleh jidan, voli oleh inka, basket oleh saya sendiri, catur oleh bimo, lari oleh putra dan bulu tangkis oleh imelda. Baiklah untuk mempersingkat waktu kita mulai saja acara hari ini. untuk seluruh barisan, balik kanan bubar jalan” ucap kang radit dengan semangat.
         Akhirnya acara pekan olahraga siswa pun dimulai, aku sendiri menjadi wakil di futsal dan catur. Untuk pertadingan pertama, di catur aku melawan kang sofyan. Juara ketiga catur untuk tahun lalu.
“jangan tegang bro, santai saja. Kalau kalah juga gapapa ini permainan” ucap piko menenangkan.
“yap” jawabku singkat.
“kau harus pandai melihat permainan lawan” kata piko menasehati.
“yap” jawabku singkat.
“kau lihat kedua kudanya ?” tanya piko padaku.
“yap” jawabku singkat.
“jika mereka main sayap. Semua prajurit kau lakukan zona marking. Ketika bola sudah kau dapat, langsung lakukan serangan balik. Gunakan kecepatan menteri dan kuncung.” Ucapnya ngelantur.
“ha ?” tanyaku keheranan.
“euh sudah intinya kau jangan tegang” jawabnya.
“yap” balasku.
          Permainan pun dimulai, aku memakai bidak putih sedang kang sofyan bidak hitam. Aku memulai permainan dengan memajukan dua langkah prajurit di depan raja. Lalu kang sofyan memajukan dua prajuritnya yang ada di depan kedua kudanya satu langkah. Lalu aku lanjutkan dengan dengan memajukan menteri menyerong hingga ke tengah papan catur. Kang sofyan membalas dengan dengan memajukan kuda yang ada di sebelah kiri. Lanjut kelangkah ini langkah itu langkah ini langkah itu. dua menit kemudian
“ya pertandingan selesai, pemenangnya malika dari kelas 10F” ucap juri pertandingan itu.
“apa? Udah selesai ?” tanya kang sofyan keheranan.
“nah loh ko ?” kang sofyan semakin keheranan.
“ah yasudah selamat kau” ucap kang sofyan bingung sembari menjabat tanganku.
          Refleks akupun ikut menjabat tangannya.
“kau menang ?” tanya piko dengan nada datar keheranan.
“yap” jawabku singkat.
         Sesaaat piko hanya melihatku keheranan, bingung mungkin. Tapi akhirnya dia mengucapkan selamat dengan senyum yang masih keheranan.
§
         Hari ini adalah hari terakhir pekan olahraga siswa, tak disangka kelasku meraih lima gelar juara, yaitu dari voli dan basket putri, lalu dari catur putra dan putri, salah satunya aku yang sumbangkan. Dan dari bulu tangkis di ganda putri. Sedangkan di bulu tangkis putri dan lari estafet putri kami mendapat juara kedua. Namun kami masih bisa mendapat satu gelar juara lagi di futsal. Karena tim kami masuk final setelah di semi final mengalahkan kelas kang jidan yang kebanyakan merupakan atlet futsal sekolah melalui drama adu pinalti. Kiper kelas kami arya menahan tiga dari lima tendangan termasuk tendangan kang jidan. Sedangkan di kelas kami hanya deo dan dea yang gagal memasukkan bola ke gawang.
Priiiiiiiiit priiiiiiiiiit......
“akhirnya pekan olahraga siswa ini sudah memasuki akhir, sebagai penutup acara ini yaitu pertandingan final futsal antara kelas 10F melawan kelas 12S3” ucap komentator pertandingan kang bimo.
“ya benar sekali bung, acara yang sangat ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Karena ini menjadi acara pencarian bakat terbaik yang nantinya akan direkrut untuk masuk timnas futsal sekolah kita. Selain itu juga digunakan oleh para wanita-wanita tua disebelah sana untuk mencari pria-pria tampan dengan tubuh atletis, mana suaranya para wanitaaaaaaa ?” teriak kang jidan yang juga jadi komentator pertandingan itu.
“huuuuuuuu, komentatornya brengsek, kita kan bukan wanita tua, tapi tante-tante pencari bakat hahahaha” ucap beberapa wanita saling bersahutan.
“yah bung jidan, bagaimana prediksi anda untuk pertandingan kali ini. apakah kelas 10F yang mengalahkan anda dengan memalukan yang akan menang atau 12S3 yang akan menang yang notabenya lawan yang mengalahkan anda di final tahun kemarin” ucap kang bimo.
“sedikit meluruskan, kami tidak kalah hanya kurang beruntung”ucap kang jidan membela. Yang disambut sorakan dari hampir semua siswa sekolah yang menonton pertandingan final itu.
“menurut pengamatan saya, 12S3 memiliki pengalaman untuk pertandingan seperti ini, terlihat dari pemain-pemainnya yang sudah tua dan bisa dibilang veteran. Disana juga ada agam, yang saat ini menjadi top skor dengan empat golnya. Lalu ada pemain belakang mereka suradi yang menjadi palang pintu timnas futsal sekolah kita” ucap kang jidan berlaga seperti komentator bola sungguhan.
“ya benar bung jidan, di sisi lain juga kekompakan tim ini sudah terjalin sangat erat sejak kelas dua” tambah kang bimo.
“namun kita juga tidak bisa mengesampingkan 10F, disana ada kiper arya yang tampil gemilang dengan hanya kebobolan 3 gol sepanjang turnamen ini digelar bung. Ada juga nama rizki bek tangguh. Namun satu kekurangan tim ini adalah tidak adanya pemain yang bisa mengatur irama permainan.”
“ya benar bung, terlihat dari pertandingan yang telah mereka lewati, permainan mereka sangat monoton bung, hanya umpan-umpan lambung dari bek ke striker atau permainan sayap yang mengandalkan kecepatan. Sangat jelas terlihat juga dari ball possesion tim mereka yang bisa dibilang selalu kalah dari tim lain kecuali pada pertandingan awal mereka ketika melawan tim 10B” ucap kang bimo menambahkan.
“ya benar bung bimo, sepertinya pertandingan ini akan dimenangkan tim 12S3 dengan penguasaan bola 45 berbanding 55”
“woy, bacot mulu udah mau mulai tuh” teriak salah satu penonton.
“oh maaf sodara-sodara ya kita mulai saja pertandingannya selamat menyaksikan.” Ucap kang jidan.
        Permainan pun dimulai, aku sendiri hanya duduk di bangku cadangan selama turnamen ini, aku hanya bermain ketika pertandingan pertama saja. Alasannya karena aku pikir tim kelas sudah bagus meski aku tak bermain, lagipula aku lebih memberi kesempatan pada piko yang sangat ingin bermain meski staminanya sangat cepat terkuras hingga selalu diganti di awal babak kedua. Namun menurutku piko sangat bagus sebagai otak permainan kelas kita. Terbukti setiap langkah yang diambilnya selalu dengan pertimbangan matang-matang. Ya piko memang bisa dibilang jenius karena bisa menentukan jalan terbaik untuk setiap yang dilakukannya.
“malik kau main ya” ucap toni kapten tim sekaligus km kelas kami.
“nanti saja babak kedua, piko dulu” jawabku pada toni.
“tapi main ya, tengahnya kosong terus nih” bujuk toni padaku.
“ya” jawabku singkat.
            Pertandingan dimulai, beberapa kali umpan piko berhasil menembus pertahan lawan. Namun sayang dea dan deo yang bermain di sayap sulit mendapatkan bola karena dihadang pemain lawan. Begitupun dengan usaha toni yang sesekali melakukan tendangan dari tengah lapang. Toni bermain agak sedikit ke tengah demi menjaga keseimbangan tim dan karena memang kesulitan untuk menerobos masuk pertahanan lawan. Meski toni bisa dibilang cukup tinggi namun keseimbangannya lemah. Sehingga sekali dihantam bek lawan yang bertubuh besar dan juga merupakan tim inti timnas futsal sekolah, otomatis langsung mental.
Priiiiit priiiiiiit.......
“pinalti” ucap wasit pertandingan.
“wuuuuuuuuuuuuuuu. Curaaang curaaang curaaang” teriak para suporter wanita kelasku.
         Ternyata piko yang mencoba menyundul bola gagal dan bolanya malah mengenai tangan. Kang agam yang menjadi eksekutor berhasil memasukkan bola. Meski arah bola dapat dibaca arya, namun arah datangnya bola yang cepat dan mengarah sedikit ke samping dari wajah arya menyulitkan untuk menangkap bolanya.
          Pertandinganpun dilanjutkan namun kali ini penguasaan bola praktis ada di tim lawan. Mungkin mental tim kelas kami menurun akibat gol tadi.
“goooooooooool” teriak kang bimo.
“wuuuuuuuuuuuuuuu” kembali teriak para suporter waita kelasku.
         Gol kedua lahir dari sebuah kemelut, kang suradi yang maju hingga kedepan gawang berhasil menendang bola ke arah yang berlawanan dengan posisi arya. Aryapun mati langkah.
Priiiiiiiiiiiiiit....
         Pertandingan pertama selesai dengan keunggulan dua gol dari tim lawan.
“nih pada minum dulu” kata aira sekertaris kelas
“malik kamu mau minum ?” tanya aira dengan malu-malu.
“aku kan ga main” jawabku datar.
“ya gapapa buat nanti kalo udah main” ucap aira membujuk.
“oh yaudah makasih ya” jawabku.
“eh apaan si malik mah minuman isotonik, nah aku cuman air putih” tanya deo.
“ih ini mah aku beliin khusus buat malik. Kalo yang lain mah dari uang kas ya wajar dong” jawab aira.
“kenapa aku ga dibeliin ? peliit” jawab deo.
“ih siapa kamu, pacar aja bukan minta di perhatiin.” Jawab aira dengan sinis.
“yaudah kita pacaran aja dulu deh haha” ucap deo menggoda.
“ga ah, males.” Ucap aira sambil memalingkan muka.
“kalau sama malik mau ?” tanya rida yang sedari tadi mengelap keringat toni.
          Ya mereka berdua memang memiliki suatu hubungan sejak kelas 3smp. Kebetulan mereka masuk di sekolah dan kelas yang sama. Jabatan rida juga sebagai wakil km membuat mereka semakin dekat. Mereka memang pasangan yang serasi, keduannya sama-sama berpikiran dewasa, dan sama-sama memiliki aura pemimpin. Terkadang kami memanggil mereka dengan sebuatan keluarga tua. Bukan karena usia mereka yang tua tapi karena pemikirannya dewasa. Walaupun usia sebenarnya tidak menentukan kedewasaan seseorang. Selain itu meski mereka menjabat sebagai ketua dan wakil ketua murid, mereka tidak bersikap layaknya pemimpin, mereka lebih bersikap sebagai pembimbing siswa dan siswi lain yang sikapnya memang masih seperti anak kecil.
“ih rida, apaan sih” ucap aira sedikit malu-malu.
“aaaah aira, malu-malu nih kalo di depan. Malik tuh aira malu, kamu duluan yang aktif dong katanya” ucap rida menggoda.
“ah apa ?” tanyaku pura-pura tidak mendengar apa yang diucapkan rida.
“ih jangan di dengerin malik. Dia mah asal ngomong” potong aira dengan wajah yang memerah.
“emang kenapa ?” tanyaku polos.
“itu tuh si aira, suk....” belum sempat rida menyelesaikan ucapannya, mulutnya langsung ditutup oleh tangan aira.
“ssssst jangan sekarang rida” bisik aira ke rida.
“emang kenapa ? keburu diambil orang baru tau loh. Dia kan banyak tuh yang pengen ngeboking haha” bisik rida sedikit menggoda.
“iiih kamuuu, aaah udah jangan bingin aku takut iiiih” bisik aira mulai gusar.
“haha, tenang-tenang. Aku bantuin kok nyantai aja, kalo ada yang deketin aku sikat.” Ucap rida.
“ga usah bisik-bisik” ucapku pada mereka.
“eh kamu denger ?” tanya aira.
“enggak” ucapku berbohong.
“ayo semangat, masih ada babak kedua” ucap toni tiba-tiba memecah keheningan di tim kami yang kelelahan.
“dea deo, babak kedua mainnya jangan individual, kita main operan pendek cepat. Rizki arya kalau dapat bola jangan panik. Tahan dulu jangan langsung dioper kedepan. Bek lawan lebih tinggi dan besar badannya dari kita. Piko masih sanggup main ?”
“maaf bos, ga kuat” jawab piko dengan nafas yang terengah-engah. Terlihat sekali bahwa piko sangat kelelahan karena harus menjaga agam selama pertandingan dan juga harus memberikan umpan kepada para penyerang.
“oke andre kamu main ganti piko, jadi bek.” Perintah toni.
“ya siap” ucap andre.
“malik kau main” perintah toni padaku.
“yap” jawabku singkat.
“kau gantikan aku, kakiku terkilir sepertinya” ucap toni mengerang, sepertinya memang sakit.
          Akhirnya pertandinganpun dimulai, kick of dimulai dari tim kelasku. Operan satu dua dengan dea aku langsung menendang bola dari tengah lapang dengan sekuat tenanga.
“goooooooooool ” ucap kang bimo.
“yeeeeee maliiiiiik. i love you maliiiik. Maliiiik yeeeee. Aaaaaaaah maliiiiiik” ucap beberapa wanita bersahutan. Tidak hanya dari kelas kami, namun ada yang dari kaka tingkat juga.
“ayooooo maliiiik semangaaaaaaat. Nanti ibu traktir kalo menaaang” teriak bu andita yang secara mengejutkan sudah berada di belakang anak-anak kelas.
“eh ibu ? darimana aja ?” tanya toni.
“tadi ibu dipanggil kepala sekolah dulu” jawab bu andita.
“sulit dipercaya bung, perubahan taktik dari tim 10F langsung membuahkan hasil. Sulit dipercaya.” Ucap kang jidan.
“ya bung sangat sulit dipercaya. Umpan satu dua dengan dea dan jegeeeer malik langsung menggolkan bola bung. Predator sesungguhnya telah lahir bung, calon bintang lahir di super big match kali ini” ucap kang bimo bersemangat.
“bung bisakah anda tidak bertingkah seperti komentator alay. Itu menjijikan. Dan darimana kau tahu para pemain kelas 10F ?” tanya kang jidan terkejut.
“aku kan punya buku daftar siswa baru, nih.” Sambil mengeluarkan buku setebal kamus besar bahasa indonesia.
“oooh” sahut kang jidan datar.
         Setelah itu secara beruntun aku memasukkan empat bola. Tiga bola lainna aku sarangkan ketika serangan balik melalui tendangan jarak jauh dari wilayah pertahanan kami. Sedangkan satu gol lainna aku lesakkan setelah menerima umpan jauh dari arya.
“ya bung sulit dipercaya, seorang pemain muda memberondong lima gol ke gawang tim yang mempencundangi anda tahun lalu. Bagaimana tanggapan anda bung jidan ?” ucap kang bimo.
“bung ? bung ?” tanya kang bimo karena tidak mendapat jawaban dari kang jidan.
“bung hei jangan melamun, itu ilernya kemana-mana” ternyata kang jidan melamun dengan mata terbuka lebar dan mulut membuka lebar.
“eh iyaya maaf. Satu kata bung” jawab kang jidan sambil menyusut liur di mulutnya.
“apa bung jidan ?” tanya kang bimo.
“amajing bung” ucap kang jidan.
         Setelah gol kelima sorak sorai pendukung wanita kelasku semakin kencang. Akupun merasa semakin semangat, melalui serangan balik dea mengirim umpan lambung. Aku berlari mengejar, kang dimas yang maju kedepan untuk menghalau bola gagal karena bola terlampau tinggi untuk disundul, tinggal berhadapan dengan gawang kosong aku mencoba menyundul, dan tiba-tiba.
“semangaaaaat maliiiiik” ucap rifa dengan senyum yang begitu manis yang tiba-tiba berada tidak jauh dari pinggir lapangan.
         Aku yang terkejut dan tiba-tiba..... ceeeeeeeeeeeerrrr....... keluar darah dari hidungku. Aku yang kehilangan keseimbangan gagal menyundul bola dan malah menyundul tiang gawang daaaan bruuuug. Aku terbaring lemas di lapang dengan darah keluar dari hidung dan pelipis. Sontak para penonton dan pemain pun kaget.
“pmr, pmr. Rani mana rani, raniiiiiiii” teriak kang jidan melalui pengeras suara.
“maliiiiiiiiiik” teriak bu andita panik.
          Beberapa orang terlihat menghampiriku. Yang lainnya mulai mendekat ke lapangan untuk melihat yang terjadi.
“ambiiil tisuuuuu, heh kalian cepet angkat maliiik bawa ke ruang kesehatan” perintah bu andita kepada rida toni dan piko.
            Terakhir yang kudengar ucapan maaf dari rifa dengan suara yang parau. Sesudah itu semuanya terlihat gelap. Aku pingsan.

No comments:

Post a Comment