Mulai hari ini
hingga seminggu kedepan akan diadakan pekan olahraga siswa. Sebuah acara untuk
mempererat tali silaturahmi antar siswa baik senior maupun junior melalui
olahraga. Selain itu acara ini digunakan untuk mengisi pekan tenang yang
didedikasikan kepada guru beserta staf sekolah tersebut yang telah dengan
maksimal membantu para siswa memahami pelajaran. Yaitu kang radit ketua osis
yang mengusulkannya. Kang radit perawakannya tinggi mungkin sekitar 188cm,
berkulit sawo matang dengan tubuh atletis, mungkin karena dia atlet basket.
Dari penampilannya pun sangat terlihat bahwa dia sangat berwibawa, baik para
siswa ataupun guru dan staf sekolah sangat menaruh hormat padanya. Mungkin
karena ayahnya seorang tentara hingga dia mewarisi sifat seorang pemimpin, itu juga
alasannya selama tiga tahun sekolah di sini dia selalu menjabat sebagai ketua
osis.
“selamat pagi
kawan-kawan” ucap kang radit setengah teriak.
“selamat pagi
kang radit” balas para siswa.
“selamat pagi
kawan-kawan” ucap kang radit dengan nada bertambah tinggi.
“seelaamaat paagii
kaang radiiiiiit” balas siswa dengan nada yang tak kalah tinggi.
“bagus, semoga
itu bisa menghangatkan tubuh kalian. Baiklah kita langsung mulai saja, mulai
hari ini hingga sepekan ke depan akan diadakan acara pekan olahraga siswa. Acara
ini bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan kita sebagai sesama siswa di
sekolah ini. Ada beberapa kegiatan yang akan kita laksanakan, diantaranya
futsal, voli, basket, catur, lari, dan bulu tangkis. Setiap kelas memberikan
wakilnya ? ” tanya kang radit.
“sudaaaaaaaah”
jawab para siswa.
“bagus.
Masing-masing acara akan dibimbing oleh salah satu pengurus osis dan staffnya.
Untuk futsal oleh jidan, voli oleh inka, basket oleh saya sendiri, catur oleh
bimo, lari oleh putra dan bulu tangkis oleh imelda. Baiklah untuk mempersingkat
waktu kita mulai saja acara hari ini. untuk seluruh barisan, balik kanan bubar
jalan” ucap kang radit dengan semangat.
Akhirnya acara pekan olahraga siswa
pun dimulai, aku sendiri menjadi wakil di futsal dan catur. Untuk pertadingan
pertama, di catur aku melawan kang sofyan. Juara ketiga catur untuk tahun lalu.
“jangan tegang
bro, santai saja. Kalau kalah juga gapapa ini permainan” ucap piko menenangkan.
“yap” jawabku
singkat.
“kau harus
pandai melihat permainan lawan” kata piko menasehati.
“yap” jawabku
singkat.
“kau lihat kedua
kudanya ?” tanya piko padaku.
“yap” jawabku
singkat.
“jika mereka
main sayap. Semua prajurit kau lakukan zona marking. Ketika bola sudah kau
dapat, langsung lakukan serangan balik. Gunakan kecepatan menteri dan kuncung.”
Ucapnya ngelantur.
“ha ?” tanyaku
keheranan.
“euh sudah
intinya kau jangan tegang” jawabnya.
“yap” balasku.
Permainan pun dimulai, aku memakai
bidak putih sedang kang sofyan bidak hitam. Aku memulai permainan dengan
memajukan dua langkah prajurit di depan raja. Lalu kang sofyan memajukan dua
prajuritnya yang ada di depan kedua kudanya satu langkah. Lalu aku lanjutkan
dengan dengan memajukan menteri menyerong hingga ke tengah papan catur. Kang
sofyan membalas dengan dengan memajukan kuda yang ada di sebelah kiri. Lanjut
kelangkah ini langkah itu langkah ini langkah itu. dua menit kemudian
“ya pertandingan
selesai, pemenangnya malika dari kelas 10F” ucap juri pertandingan itu.
“apa? Udah
selesai ?” tanya kang sofyan keheranan.
“nah loh ko ?”
kang sofyan semakin keheranan.
“ah yasudah
selamat kau” ucap kang sofyan bingung sembari menjabat tanganku.
Refleks akupun ikut menjabat
tangannya.
“kau menang ?”
tanya piko dengan nada datar keheranan.
“yap” jawabku singkat.
Sesaaat piko hanya melihatku
keheranan, bingung mungkin. Tapi akhirnya dia mengucapkan selamat dengan senyum
yang masih keheranan.
§
Hari ini adalah
hari terakhir pekan olahraga siswa, tak disangka kelasku meraih lima gelar
juara, yaitu dari voli dan basket putri, lalu dari catur putra dan putri, salah
satunya aku yang sumbangkan. Dan dari bulu tangkis di ganda putri. Sedangkan di
bulu tangkis putri dan lari estafet putri kami mendapat juara kedua. Namun kami
masih bisa mendapat satu gelar juara lagi di futsal. Karena tim kami masuk
final setelah di semi final mengalahkan kelas kang jidan yang kebanyakan
merupakan atlet futsal sekolah melalui drama adu pinalti. Kiper kelas kami arya
menahan tiga dari lima tendangan termasuk tendangan kang jidan. Sedangkan di
kelas kami hanya deo dan dea yang gagal memasukkan bola ke gawang.
Priiiiiiiiit
priiiiiiiiiit......
“akhirnya pekan
olahraga siswa ini sudah memasuki akhir, sebagai penutup acara ini yaitu
pertandingan final futsal antara kelas 10F melawan kelas 12S3” ucap komentator
pertandingan kang bimo.
“ya benar sekali
bung, acara yang sangat ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Karena ini menjadi
acara pencarian bakat terbaik yang nantinya akan direkrut untuk masuk timnas
futsal sekolah kita. Selain itu juga digunakan oleh para wanita-wanita tua
disebelah sana untuk mencari pria-pria tampan dengan tubuh atletis, mana
suaranya para wanitaaaaaaa ?” teriak kang jidan yang juga jadi komentator
pertandingan itu.
“huuuuuuuu,
komentatornya brengsek, kita kan bukan wanita tua, tapi tante-tante pencari
bakat hahahaha” ucap beberapa wanita saling bersahutan.
“yah bung jidan,
bagaimana prediksi anda untuk pertandingan kali ini. apakah kelas 10F yang
mengalahkan anda dengan memalukan yang akan menang atau 12S3 yang akan menang
yang notabenya lawan yang mengalahkan anda di final tahun kemarin” ucap kang
bimo.
“sedikit
meluruskan, kami tidak kalah hanya kurang beruntung”ucap kang jidan membela.
Yang disambut sorakan dari hampir semua siswa sekolah yang menonton pertandingan
final itu.
“menurut
pengamatan saya, 12S3 memiliki pengalaman untuk pertandingan seperti ini,
terlihat dari pemain-pemainnya yang sudah tua dan bisa dibilang veteran. Disana
juga ada agam, yang saat ini menjadi top skor dengan empat golnya. Lalu ada
pemain belakang mereka suradi yang menjadi palang pintu timnas futsal sekolah
kita” ucap kang jidan berlaga seperti komentator bola sungguhan.
“ya benar bung
jidan, di sisi lain juga kekompakan tim ini sudah terjalin sangat erat sejak
kelas dua” tambah kang bimo.
“namun kita juga
tidak bisa mengesampingkan
10F, disana ada kiper arya yang tampil gemilang dengan hanya kebobolan 3 gol
sepanjang turnamen ini digelar bung. Ada juga nama rizki bek tangguh. Namun
satu kekurangan tim ini adalah tidak adanya pemain yang bisa mengatur irama
permainan.”
“ya benar bung,
terlihat dari pertandingan yang telah mereka lewati, permainan mereka sangat
monoton bung, hanya umpan-umpan lambung dari bek ke striker atau permainan
sayap yang mengandalkan kecepatan. Sangat jelas terlihat juga dari ball
possesion tim mereka yang bisa dibilang selalu kalah dari tim lain kecuali pada
pertandingan awal mereka ketika melawan tim 10B” ucap kang bimo menambahkan.
“ya benar bung
bimo, sepertinya pertandingan ini akan dimenangkan tim 12S3 dengan penguasaan
bola 45 berbanding 55”
“woy, bacot mulu
udah mau mulai tuh” teriak salah satu penonton.
“oh maaf
sodara-sodara ya kita mulai saja pertandingannya selamat menyaksikan.” Ucap
kang jidan.
Permainan pun dimulai, aku sendiri
hanya duduk di bangku cadangan selama turnamen ini, aku hanya bermain ketika
pertandingan pertama saja. Alasannya karena aku pikir tim kelas sudah bagus
meski aku tak bermain, lagipula aku lebih memberi kesempatan pada piko yang
sangat ingin bermain meski staminanya sangat cepat terkuras hingga selalu
diganti di awal babak kedua. Namun menurutku piko sangat bagus sebagai otak
permainan kelas kita. Terbukti setiap langkah yang diambilnya selalu dengan
pertimbangan matang-matang. Ya piko memang bisa dibilang jenius karena bisa menentukan
jalan terbaik untuk setiap yang dilakukannya.
“malik kau main
ya” ucap toni kapten tim sekaligus km kelas kami.
“nanti saja
babak kedua, piko dulu” jawabku pada toni.
“tapi main ya,
tengahnya kosong terus nih” bujuk toni padaku.
“ya” jawabku
singkat.
Pertandingan dimulai, beberapa kali
umpan piko berhasil menembus pertahan lawan. Namun sayang dea dan deo yang
bermain di sayap sulit mendapatkan bola karena dihadang pemain lawan. Begitupun
dengan usaha toni yang sesekali melakukan tendangan dari tengah lapang. Toni
bermain agak sedikit ke tengah demi menjaga keseimbangan tim dan karena memang
kesulitan untuk menerobos masuk pertahanan lawan. Meski toni bisa dibilang
cukup tinggi namun keseimbangannya lemah. Sehingga sekali dihantam bek lawan
yang bertubuh besar dan juga merupakan tim inti timnas futsal sekolah, otomatis
langsung mental.
Priiiiit
priiiiiiit.......
“pinalti” ucap
wasit pertandingan.
“wuuuuuuuuuuuuuuu.
Curaaang curaaang curaaang” teriak para suporter wanita kelasku.
Ternyata piko yang mencoba menyundul
bola gagal dan bolanya malah mengenai tangan. Kang agam yang menjadi eksekutor
berhasil memasukkan bola. Meski arah bola dapat dibaca arya, namun arah
datangnya bola yang cepat dan mengarah sedikit ke samping dari wajah arya
menyulitkan untuk menangkap bolanya.
Pertandinganpun dilanjutkan namun
kali ini penguasaan bola praktis ada di tim lawan. Mungkin mental tim kelas
kami menurun akibat gol tadi.
“goooooooooool”
teriak kang bimo.
“wuuuuuuuuuuuuuuu”
kembali teriak para suporter waita kelasku.
Gol kedua lahir dari sebuah kemelut,
kang suradi yang maju hingga kedepan gawang berhasil menendang bola ke arah
yang berlawanan dengan posisi arya. Aryapun mati langkah.
Priiiiiiiiiiiiiit....
Pertandingan pertama selesai dengan
keunggulan dua gol dari tim lawan.
“nih pada minum
dulu” kata aira
sekertaris kelas
“malik kamu mau
minum ?” tanya aira dengan malu-malu.
“aku kan ga
main” jawabku datar.
“ya gapapa buat
nanti kalo udah main” ucap aira membujuk.
“oh yaudah
makasih ya” jawabku.
“eh apaan si
malik mah minuman isotonik, nah aku cuman air putih” tanya deo.
“ih ini mah aku
beliin khusus buat malik. Kalo yang lain mah dari uang kas ya wajar dong” jawab
aira.
“kenapa aku ga
dibeliin ? peliit” jawab deo.
“ih siapa kamu,
pacar aja bukan minta di perhatiin.” Jawab aira
dengan sinis.
“yaudah kita
pacaran aja dulu deh haha” ucap deo menggoda.
“ga ah, males.”
Ucap aira sambil memalingkan muka.
“kalau sama
malik mau ?” tanya rida yang sedari tadi mengelap keringat toni.
Ya mereka berdua memang memiliki
suatu hubungan sejak kelas 3smp. Kebetulan mereka masuk di sekolah dan kelas
yang sama. Jabatan rida juga sebagai wakil km membuat mereka semakin dekat.
Mereka memang pasangan yang serasi, keduannya sama-sama berpikiran dewasa, dan
sama-sama memiliki aura pemimpin. Terkadang kami memanggil mereka dengan
sebuatan keluarga tua. Bukan karena usia mereka yang tua tapi karena
pemikirannya dewasa. Walaupun usia sebenarnya tidak menentukan kedewasaan
seseorang. Selain itu meski mereka menjabat sebagai ketua dan wakil ketua
murid, mereka tidak bersikap layaknya pemimpin, mereka lebih bersikap sebagai
pembimbing siswa dan siswi lain yang sikapnya memang masih seperti anak kecil.
“ih rida, apaan
sih” ucap aira sedikit malu-malu.
“aaaah aira,
malu-malu nih kalo di depan. Malik tuh aira malu, kamu duluan yang aktif dong
katanya” ucap rida menggoda.
“ah apa ?”
tanyaku pura-pura tidak mendengar apa yang diucapkan rida.
“ih jangan di
dengerin malik. Dia mah asal ngomong” potong aira dengan wajah yang memerah.
“emang kenapa ?”
tanyaku polos.
“itu tuh si
aira, suk....” belum sempat rida menyelesaikan ucapannya, mulutnya langsung
ditutup oleh tangan aira.
“ssssst jangan
sekarang rida” bisik aira ke rida.
“emang kenapa ?
keburu diambil orang baru tau loh. Dia kan banyak tuh yang pengen ngeboking
haha” bisik rida sedikit menggoda.
“iiih kamuuu,
aaah udah jangan bingin aku takut iiiih” bisik aira mulai gusar.
“haha, tenang-tenang.
Aku bantuin kok nyantai aja, kalo ada yang deketin aku sikat.” Ucap rida.
“ga usah
bisik-bisik” ucapku pada mereka.
“eh kamu denger
?” tanya aira.
“enggak” ucapku
berbohong.
“ayo semangat,
masih ada babak kedua” ucap toni tiba-tiba memecah keheningan di tim kami yang
kelelahan.
“dea deo, babak
kedua mainnya jangan individual, kita main operan pendek cepat. Rizki arya
kalau dapat bola jangan panik. Tahan dulu jangan langsung dioper kedepan. Bek
lawan lebih tinggi dan besar badannya dari kita. Piko masih sanggup main ?”
“maaf bos, ga
kuat” jawab piko dengan nafas yang terengah-engah. Terlihat sekali bahwa piko
sangat kelelahan karena harus menjaga agam selama pertandingan dan juga harus
memberikan umpan kepada para penyerang.
“oke andre kamu
main ganti piko, jadi bek.” Perintah toni.
“ya siap” ucap
andre.
“malik kau main”
perintah toni padaku.
“yap” jawabku
singkat.
“kau gantikan
aku, kakiku terkilir sepertinya” ucap toni mengerang, sepertinya memang sakit.
Akhirnya pertandinganpun dimulai,
kick of dimulai dari tim kelasku. Operan satu dua dengan dea aku langsung
menendang bola dari tengah lapang dengan sekuat tenanga.
“goooooooooool ”
ucap kang bimo.
“yeeeeee
maliiiiiik. i love you maliiiik. Maliiiik yeeeee. Aaaaaaaah maliiiiiik” ucap
beberapa wanita bersahutan. Tidak hanya dari kelas kami, namun ada yang dari
kaka tingkat juga.
“ayooooo
maliiiik semangaaaaaaat. Nanti ibu traktir kalo menaaang” teriak bu andita yang
secara mengejutkan sudah berada di belakang anak-anak kelas.
“eh ibu ?
darimana aja ?” tanya toni.
“tadi ibu
dipanggil kepala sekolah dulu” jawab bu andita.
“sulit dipercaya
bung, perubahan taktik dari tim 10F langsung membuahkan hasil. Sulit dipercaya.”
Ucap kang jidan.
“ya bung sangat
sulit dipercaya. Umpan satu dua dengan dea dan jegeeeer malik langsung
menggolkan bola bung. Predator sesungguhnya telah lahir bung, calon bintang
lahir di super big match kali ini” ucap kang bimo bersemangat.
“bung bisakah
anda tidak bertingkah seperti komentator alay. Itu menjijikan. Dan darimana kau
tahu para pemain kelas 10F ?” tanya kang jidan terkejut.
“aku kan punya
buku daftar siswa baru, nih.” Sambil mengeluarkan buku setebal kamus besar
bahasa indonesia.
“oooh” sahut
kang jidan datar.
Setelah itu secara beruntun aku
memasukkan empat bola. Tiga bola lainna aku sarangkan ketika serangan balik
melalui tendangan jarak jauh dari wilayah pertahanan kami. Sedangkan satu gol
lainna aku lesakkan setelah menerima umpan jauh dari arya.
“ya bung sulit
dipercaya, seorang pemain muda memberondong lima gol ke gawang tim yang
mempencundangi anda tahun lalu. Bagaimana tanggapan anda bung jidan ?” ucap
kang bimo.
“bung ? bung ?”
tanya kang bimo karena tidak mendapat jawaban dari kang jidan.
“bung hei jangan
melamun, itu ilernya kemana-mana” ternyata kang jidan melamun dengan mata
terbuka lebar dan mulut membuka lebar.
“eh iyaya maaf.
Satu kata bung” jawab kang jidan sambil menyusut liur di mulutnya.
“apa bung jidan
?” tanya kang bimo.
“amajing bung”
ucap kang jidan.
Setelah gol kelima sorak sorai
pendukung wanita kelasku semakin kencang. Akupun merasa semakin semangat,
melalui serangan balik dea mengirim umpan lambung. Aku berlari mengejar, kang
dimas yang maju kedepan untuk menghalau bola gagal karena bola terlampau tinggi
untuk disundul, tinggal berhadapan dengan gawang kosong aku mencoba menyundul,
dan tiba-tiba.
“semangaaaaat
maliiiiik” ucap rifa dengan senyum yang begitu manis yang tiba-tiba berada
tidak jauh dari pinggir lapangan.
Aku yang terkejut dan tiba-tiba.....
ceeeeeeeeeeeerrrr....... keluar darah dari hidungku. Aku yang kehilangan
keseimbangan gagal menyundul bola dan malah menyundul tiang gawang daaaan
bruuuug. Aku terbaring lemas di lapang dengan darah keluar dari hidung dan
pelipis. Sontak para penonton dan pemain pun kaget.
“pmr, pmr. Rani
mana rani, raniiiiiiii” teriak kang jidan melalui pengeras suara.
“maliiiiiiiiiik”
teriak bu andita panik.
Beberapa orang terlihat
menghampiriku. Yang lainnya mulai mendekat ke lapangan untuk melihat yang
terjadi.
“ambiiil
tisuuuuu, heh kalian cepet angkat maliiik bawa ke ruang kesehatan” perintah bu
andita kepada rida toni dan piko.
Terakhir yang kudengar ucapan maaf
dari rifa dengan suara yang parau. Sesudah itu semuanya terlihat gelap. Aku
pingsan.
No comments:
Post a Comment