BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Ada
dua pendapat yang bertentangan di tengah pengajaran bahasa Indonesia. Di satu
sisi, banyak keluhan yang dilontarkan oleh masyarakat terhadap penguasaan
bahasa Indonesia si anak didik. Keluhan itu terutama karena si anak didik
dianggap kurang mampu menggunakan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun
secara tertulis. Di sisi lain, di sebagian siswa/ mahasiswa mengatakan
pembelajaran bahasa Indonesia sangat membosankan karena mereka sudah merasa
bisa dan penyampaian materi yang kurang menarik sehingga secara tidak langsung
siswa/ mahasiswa menjadi lemah dalam penangkapan materi (Haris, 2008).
Dalam
perkembangannya sangat sulit untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat siswa
terhadap pelajaran bahasa Indonesia. Para siswa tidak begitu berminat belajar
bahasa Indonesia. Mereka pada umumnya belajar bahasa Indonesia semata-mata
untuk memenuhi nilai karena mata
pelajaran bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran wajib di sekolah dan mencari
nilai yang memuaskan. Terkadang banyak siswa yang terlalu menganggap mudah mata
pelajaran bahasa Indonesia sehingga siswa kurang memiliki motivasi untuk
belajar bahasa Indonesia. Dalam penerapannya pun sering kali pelajaran bahasa
Indonesia itu dianggap membosankan dan tidak menyenangkan. Hal ini semakin
membuat siswa tidak tertarik untuk belajar bahasa Indonesia.
Dengan pelajaran bahasa
Indonesia disekolah, siswa harus
memahami konsep secara tepat, terampil menyebutkan dan mengaplikasikan
ciri-ciri umum bahasa yang baik dan benar, ciri-ciri khusus yang menyangkut
ejaan yang baku, diksi yang baik dan benar, kalimat yang efektif, paragraf yang
apik, serta terampil menyebutkan kesalahan untuk memperbaikinya. Untuk mencapai
kecakapan berbahasa Indonesia itu, perlu diterapkan pendekatan yang tepat.
Pendekatan yang tepat dapat membuatasiswa belajar secara aktif, yaitu
pendekatan komunikatif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1.
Apa pengertian pendekatan komunikatif
dan pendekatan integratif ?
2.
Apa saja prinsip-prinsip pendekatan
komunikatif dan pendekatan integratif ?
3.
Apa saja strategi pendekatan komunikatif
dan pendekatan integratif ?
4.
Bagaimana penerapan pendekatan
komunikatif dan pendekatan integratif dalam pembelajaran bahasa Indonesia ?
C.
Tujuan
Penulisan Makalah
Sejalan dengan
rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan :
1.
Pengertian pendekatan komunikatif dan
pendekatan integratif.
2.
Prinsip-prinsip pendekatan komunikatif
dan pendekatan integratif.
3.
Strategi pendekatan komunikatif dan
pendekatan integratif.
4.
Penerapan pendekatan komunikatif dan
integratif dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
v PENDEKATAN KOMUNIKATIF
Ø PENGERTIAN
a.
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang
dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan Bahasa dalam komunikasi
merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran Bahasa (Zuchdi, 1997).
b.
Menurut Dell Hymes, pendekatan komunikatif merupakan
Penguasaan secara naluri yang dipunyai seorang penutur asli untuk menggunakan
dan memahami bahasa secara wajar dalam proses berkomunikasi atau berinteraksi
dan dalam hubungannya dengan konteks sosial.
c.
Pendekatan yang mendasarkan pandangannya terhadap
penggunaan bahasa sehari-hari secara nyata (M. Soenardi Dwiwandono, 1996).
Maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan komunikatif adalah suatu
pendekatan yang bertujuan untuk membuat kemampuan untuk berkomunikasi sebagai
tujuan pembelajaran bahasa dan mengembangkan prosedur-prosedur bagi empat
keterampilan berbahasa, yang mencakup menyimak, membaca, menulis, dan berbicara
dan mengakui saling ketergantungan bahasa dan komunikasi, dan bahasa yang
dimaksud dalam konteks ini tentu saja bahasa Indonesia.
Ø PRINSIP -
PRINSIP
1.
Pragmatik, struktur dan kosakata tidak
disajikan sebagai pokok bahasan yang berdiri sendiri, karena kosa kata,
pragmatik dan struktur telah tercakup dalam pengajaran keempat keterampilan
pembelajaran bahasa tersebut.
2.
Pembelajaran bahasa untuk melatih kepekaan
siswa maksudnya, siswa tidak hanya diinformasikan secara lugas atau langsung
tetapi harus mampu juga memahami informasi yang disampaikan secara tersirat.
3.
Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan
keterampilan berbahasa, bernalar dan memperluas wawasan juga mengembangkan kemampuan
menghayati keindahan karya sastra, misalnya membaca puisi, menyanyi, bercerita
dan bermain drama.
4.
Pembelajaran bahasa juga diarahkan untuk
membekali siswa menguasai bahasa lisan dan tulis, misalnya mengungkapkan
informasi secara lisan maupun tulis.
Ø STRATEGI
Strategi belajar-mengajar dalam pendekatan
komunikatif didasarkan pada cara belajar siswa aktif, yang sekarang dikenal
dengan istilah Student Centered Learning (SCL). Cara belajar aktif
merupakan perkembangan dari teori Dewey Learning by Doing (1854—1952)
(lihat Pannen, dkk.2001:42).
Dewey sangat
tidak setuju dengan rote learning ‘belajar dengan menghafal’. Dewey
menerapkan prinsip-prinsip learning by doing, yaitu siswa perlu
terlibat dalam proses belajar secara spontan/ siswa terlibat secara aktif dalam
proses belajar-mengajar.
Ø PENERAPAN
a. Tujuan
pembelajaran bahasa adalah mengembangkan kemampuan pelajar untuk berkomunikasi
secara langsung dengan menggunakan bahasa target dalam konteks komunikasi yang
sesungguhnya atau dalam situasi kehidupan yang nyata (real).
b. Hal yang mendasar dari pendekatan komunikatif
ini adalah kebermaknaan dari setiap bentuk bahasa yang dipelajari dan
keterkaitan bentuk, ragam, dan makna bahasa dengan situasi dan konteks
berbahasa itu.
c. Dalam proses belajar-mengajar siswa bertindak
sebagai komunikator yang berperan aktif dalam aktivitas komunikasi yang
sesungguhnya, sedangkan pengajar memprakarsai dan merancang berbagai pola
interaksi antarsiswa,dan berperan sebagai fasilitator.
d. Aktivitas
dalam kelas diwarnai secara nyata dan dominan oleh kegiatan–kegiatan
komunikasi, bukan latihan-latihan manipulatif dan peniruan-peniruan tanpa
makna.
e. Materi yang disajikan bervariasi, tidak hanya
mengandalkan buku teks, tetapi lebih ditekankan pada bahan-bahan otentik
(berita koran, menu, iklan, dan sebagainya). Dari bahan-bahan tersebut,
pemerolehan bahasa pelajar diharapkan meliputi bentuk, makna, fungsi, dan
konteks sosial.
f. Penggunaan bahasa pertama dalam kelas tidak
dilarang sama sekali, tetapi alangkah baiknya dikurangi.
g. Dalam
pendekatan komunikatif, kesiapan siswa ditoleransi untuk mendorong keberanian
berkomunikasi.
h. Evaluasi dalam pendekatan komunikatif
ditekankan pada kemampuan menggunakan bahasa dalam kehidupan nyata, bukan pada
penguasaan struktur bahasa atau gramatika.
Prosedur-prosedur pembelajaran
berdasarkan pendekatan komunikatif lebih bersifat evolusioner daripada
revolusioner. Adapun garis kegiatan pembelajaran yang ditawarkan mereka adalah
:
a. penyajian dialog singkat,
b. pelatihan
lisan dialog yang disajikan,
c. penyajian tanya jawab,
d. penelaah
dan pengkajian,
e. penarikan
simpulan,
f. aktivitas
interpretatif,
g. aktivitas
produksi lisan,
h. pemberian
tugas,
i.
pelaksanaan evaluasi.
v PENDEKATAN INTEGRATIF
Ø PENGERTIAN
Pendekatan Integratif dapat
dimaknakan sebagai pendekatan yang menyatukan beberapa aspek ke dalam satu
proses.
Integratif terbagi menjadi
interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang studi artinya beberapa
aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Misalnya, mendengarkan diintegrasikan
dengan berbicara dan menulis. Menulis diintegrasikan dengan berbicara dan
membaca. Materi kebahasaan diintegrasikan dengan keterampilan bahasa.
Integratif antarbidang studi merupakan pengintegrasian bahan dari beberapa
bidang studi. Misalnya, bahasa Indonesia dengan matematika atau dengan bidang
studi lainnya.
Ø PRINSIP –
PRINSIP
Dua prinsip melandasi pembelajaran integratif. Pertama, pembelajaran berpusat
pada makna, maksudnya pengalaman pembelajaran berbahasa baik secara lisan
maupun tulisan harus bermakna dan bertujuan fungsional, dan nyata atau realistik.
Kedua, pembelajaran yang berpusat pada siswa. Artinya dalam komponen
perencanaan pengajaran harus mem-perhatikan keberadaan dan latar belakang budaya
siswa (Rigg, 1991:526).
Ø STRATEGI
1. Pembelajaran kosakata dan
struktur harus selalu dikemas dalam konteks pemakaian yang sesungguhnya,
2.
Setiap aspek bahasa diajarkan dalam payung tema tertentu,
3.
Dengan mengacu pada tema, pembelajaran bahasa Indonesia sebenarnya dapat
diintegrasikan dengan bidang studi (lintas bidang studi).
Ø PENERAPAN
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
integratif interbidang studi lebih banyak digunakan. Saat mengajarkan kalimat,
guru tidak secara langsung menyodorkan materi kalimat ke siswa tetapi diawali
dengan membaca atau yang lainnya. Perpindahannya diatur secara tipis. Bahkan,
guru yang pandai mengintegrasikan penyampaian materi dapat menyebabkan siswa
tidak merasakan perpindahan materi. Integratif sangat diharapkan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Pengintegrasiannya diaplikasikan sesuai dengan
kompetensi dasar yang perlu dimiliki siswa. Materi tidak dipisah-pisahkan.
Materi ajar justru merupakan kesatuan yang perlu dikemas secara menarik.
No comments:
Post a Comment