BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Makalah
Sedikitnya ada empat
istilah yang berdekatan bahkan saling terkait pengertiannya dengan istilah
perkembangan (development). Yaitu
pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), belajar (learning)
dan latihan (exercise).
Setiap individu pasti berkembang dalam
kehidupannya, adanya perkembangan dalam diri individu disesuaikan berdasarkan
fase-fase perkembangannya. Menurut Robert Huvigrust mendefinisikan tugas
perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu periode
tertentu dari kehidupan individu, jika berhasil akan menimbulkan fase bahagia
dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Sebaliknya,
jika tugas-tugas tersebut tidak dilalui dengan baik maka akan timbul rasa tidak
bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Berhasil atau tidaknya setiap individu
menyelesaikan tugasnya dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor
eksternal. Faktor internal yaitu keadaan fisik baik fisik yang sempurna ataupun
individu yang berkebutuhan khusus. Sedangkan faktor eksternal yaitu adanya
pengaruh terhadap lingkungan individu tersebut.
Mengetahui tugas perkembangan
sangatlah diperlukan untuk setiap pendidik. Karena pendidik tidak hanya
diharapkan sebagai pemberi materi pembelajaran tetapi adanya kepekaan kepada
setiap anak didiknya, untuk menumbuhkan semua itu diperlukannya pengetahuan
tentang tugas perkembangan peserta didik baik pada anak Usia Dini (TK/ PAUD),
Dasar (SD), maupun Remaja. Karena keberhasilan pada setiap tugasnya akan
mempengaruhi tugas-tugas berikutnya.
B.
Rumusan Masalah
Untuk memfokuskan pembahasan mengenai
konsep dan tugas perkembangan peserta didik maka dalam makalah ini menyusun
beberapa rumusan masalah yang nantinya akan membahas tentang:
1. Apa pengertian tugas
perkembangan?
2. Apa saja
yang menjadi sumber-sumber tugas perkembangan peserta didik?
3. Bagaimana
tugas perkembangan anak TK/AUD serta implikasinya dalam pendidikan?
4. Bagaimana
perkembangan anak SD serta implikasinya dalam pendidikan ?
5. Bagaimana
perkembangan masa remaja serta implikasinya dalam pendidikan ?
C.
Tujuan Makalah
Makalah ini membahas tentang konsep
dan tugas perkembangan peserta didik
berdasarkan pembahasan yang dispesifikan dalam rumusan masalah, dapat
dikemukakan bahwa tujuan penulisan makalah yaitu:
1. Mengetahui pengertian tugas
perkembangan.
2. Mengetahui sumber-sumber tugas
perkembangan peserta didik.
3. Dapat
menjelaskan tugas perkembangan anak TK/AUD serta
implikasinya dalam pendidikan.
4. Dapat menjelaskan perkembangan anak
SD serta implikasinya dalam pendidikan
5. Mengetahui
perkembangan masa remaja serta implikasinya dalam pendidikan
D.
Manfaat Makalah
Manfaat makalah ini adalah selain
untuk menyelesaikan tugas matakuliah Perkembangan Peserta Didik, makalah ini
berguna baik untuk penulis maupun pembaca dalam menjawab serta menemukan hal
yang bersangkutan tentang konsep dan tugas perkembangan peserta didik karena
bagi pendidik mengetahui tugas perkembangan peserta didik setiap
periode-periodenya sangatlah bermanfaat sebagai bekal pengetahuannya mengenai
psikologi anak didiknya nanti serta dapat mengimplikasikannya dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tugas
Perkembangan
Setiap individu pasti tumbuh dan
berkembang, perkembangan itu dilalui dengan beberapa periode atau fase- fase
perkembangan selama perjalanan kehidupan setiap individu. Menurut Robert Huvigrust mendefinisikan tugas perkembangan adalah tugas
yang muncul pada saat atau sekitar satu periode tertentu dari kehidupan
individu, jika berhasil akan menimbulkan fase bahagia dan membawa
keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Sebaliknya, jika
tugas-tugas tersebut tidak dilalui dengan baik maka akan timbul rasa tidak
bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Jadi, pada setiap individu pasti
memiliki beberapa tugas yang setiap fasenya memiliki tingkatan, Setiap fase
perkembangan mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan
dengan baik oleh setiap individu. Sebab, menyelesaikan tugas- tugas perkembangan
pada fase tertentu akan memperlancar pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada
fase berikutnya. Sementara apabila gagal maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan
pada diri individu tersebut sehingga bisa menimbulkan penolakan masyarakat, dan
kesulitan merampungkan tugas- tugas berikutnya. Tugas-tugas perkembangan ini
berkaitan dengan sikap, perilaku, atau keterampilan yang sebagainya dimiliki
oleh individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. Hurlock (1981) menyebut tugas-tugas
perkembangan ini sebagai ini sebagai social expectations. Dalam arti,
setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu
yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia
sepanjang rentang kehidupan.
Tugas-tugas dalam perkembangan
mempunyai tiga macam tujuan yang sangat berguna. Pertama, sebagai petunjuk bagi
individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka pada
usia-usia tertentu. Kedua, dalam memberi motivasi kepada setiap individu untuk
melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada usia
tertentu sepanjang kehidupan mereka.
B. Sumber Tugas Perkembangan
Tugas
perkembangan berasal dari tiga jenis sumber. Pertama adalah tugas yang berasal
dari pertumbuhan fisik. Misalnya, kesiapan fisik balita membuatnya
mulai belajar berjalan dan bicara. Keterampilan itu akan diperlukan untuk tahap
perkembangan berikutnya, misalnya untuk bermain bersama teman-teman. Di usia
remaja, pertumbuhan fisik hormonal memunculkan rasa ketertarikan pada lawan
jenis. Di sini ada tugas perkembangan untuk belajar menjaga sikap pada lawan
jenis.
Kedua,
ada tugas-tugas yang berasal dari kematangan kepribadian. Yang ini
terkait dengan pertumbuhan sistem nilai dan aspirasi. Misalnya, di usia SD
mulai muncul kesadaran akan perbedaan kelompok sosial dan ras, maka di usia ini
ada tugas perkembangan untuk bisa menyikapi dengan tepat perbedaan tersebut.
Ketika beranjak remaja muncul harapan tentang karier, sehingga di sini muncul
tugas untuk mulai mempelajari pengetahuan dan keterampilan sebagai persiapan
kerja.
Selanjutnya,
jenis tugas perkembangan ketiga adalah tugas yang berasal dari tuntutan masyarakat, contohnya di usia SD, anak diharapkan sudah
bisa baca tulis. Di usia dewasa, seseorang dituntut melakukan tanggung jawab
sebagai warga sipil seperti membayar pajak dan memiliki pekerjaan.
Adapun yang menjadi
sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah: Kematangan pisik, tuntutan
masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu. Pembagian
tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing fase dari sejak masa bayi sampai
usia lanjut dikemukakan oleh Havighurst sebagai berikut:
1. Masa bayi dan anak-anak
a. Belajar berjalan.
b. Belajar mekan makanan padat.
c. Belajar berbicara.
d. Belajar mengendalikan pembuangan kotoran
tubuh.
e. Mencapai stabilitas fisiologik.
f. Membentuk pengertian sederhana tentang
realitas fisik dan sosial.
g. Belajar kontak perasaan dengan orang tua,
keluarga, dan orang lain.
h. Belajar mengetahui mana yang benar dan yang
salah serta mengembangkan kata hati.
2. Masa Anak Sekolah
a. Belajar
ketangkasan fisik untuk bermain.
b. Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri
sebagai organism yang sedang tumbuh.
c. Belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak
sebaya.
d. Belajar peranan jenis kelamin.
e. Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis,
dan berhitung.
f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan
guna keperluan kehidupan sehari-hari.
g. Mengembangkan kata hati moralitas dan skala
nilai-nilai.
h. Belajar membebaskan ketergantungan diri.
i. Mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok dan
lembga-lembaga.
3. Masa Remaja
a. Menerima keadaan
jasmaniah dan menggunakannya secara efektif.
b. Menerima peranan
sosial jenis kelamin sebagai pria/wanita.
c. Menginginkan dan
mencapai perilaku social yang bertanggung jawab social.
d. Mencapai kemandirian
emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
e. Belajar bergaul
dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki.
f. Perkembangan skala
nilai.
g. Secara sadar
mengembangkan gambaran dunia yang lebih adekwat.
h. Persiapan mandiri
secara ekonomi.
i. Pemilihan dan latihan
jabatan.
j. Mempersiapkan
perkawinan dan keluarga.
4. Masa Dewasa Awal
a. Mulai bekerja.
b. Memilih pasangan
hidup.
c. Belajar hidup dengan
suami/istri.
d. Mulai membentuk
keluarga.
e. Mengasuh anak.
f.
Mengelola/mengemudikan rumah tangga.
g. Menerima/mengambil
tanggung jawab warga Negara.
h. Menemukan kelompok
sosial yang menyenangkan.
5. Masa Usia Madya/Masa Dewasa Madya
a. Menerima dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis.
b. Menghubungkan diri
sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu.
c. Membantu anak-anak
remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia.
d. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan
dalam karir pekerjaan.
e. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang
yang dewasa.
f. Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara
penuh.
Adanya Tugas- tugas perkembangan dalam setiap individu, pasti memiliki
latar belakangnya yakni sumber yang membentuk tugas pada setiap fase-fase
perkembangannya. Sumber-sumber itu adalah sebagai berikut:
1.
Tugas yang berasal dari
pertumbuhan fisik. Misalnya, kesiapan fisik balita membuatnya mulai belajar
berjalan dan bicara. Dengan keterampilan itu diperlukan untuk tahapan
perkembangan berikutnya. Di usia remaja, pertumbuhan fisik hormonal memunculkan
rasa ketertarikan pada lawan jenis.
2.
Ada tuga-tugas yang berasal
dari kematangan kepribadian. Misalnya, anak usia sekolah dasar mulai muncul
kesadaraan akan perbedaan kelompok sosial dan ras, maka di usia ini ada tugas
perkembangan untuk bisa menyikapi dengan tepat perbedaan tersebut. Ketika
beranjak remaja muncul harapan tentang karir, sehingga muncul tugas
perkembangan untuk memulai mempelajari pengetahuan dan keterampilan sebagai
persiapan kerja.
3.
Jenis tugas perkembangan
ketiga adalah tugas yang berasal dari tuntutan masyarakat. Contoh pada usia SD,
anak diharapkan sudha bisa baca tulis. Di usia dewasa, seseorang individu
dituntut melakukan tanggung jawa sebagai warga sipil seperti membayar pajak dan
memiliki pekerjaan.
4.
Adapun
tuntutan Norma Agama. Misalnya anak di usia SD sudah muncul
perasaan taat
beribadah kepada Allah, sehingga ia dapat beribadah dengan baik, dan
terbiasa untuk berbuat baik kepada sesama manusia. Di usia dewasa, seorang
individu bisa mempertanggung jawabkan sebagai warna negara yang berketuhanan
sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia.
5.
Perkembangan
Sosial- Budaya mengikuti suatu pola, yaitu suatu urutan sosial
yang teratur, dan pola ini sama pada semua anak yang ada di dalam suatu
kelompok budaya. Anak belajar melalui hubungan sosial dan bergabung dengan
orang-orang yang umurnya sebaya. Anak yang mengikuti pendidikan sekolah akan
bersosialisasi lebih baik dibandingkan dengan yang tidak bersekolah.
C. Tugas
Perkembangan Anak TK/PAUD serta Implikasinya dalam Pendidikan
1.
Tugas
Perkembangan Anak TK/PAUD
Awal tugas perkembangan ada di tahap
ini. Bagi anak
usia dini, orangtua merupakan guru yang terpenting dan rumah tangga merupakan
lingkungan belajar utamanya. Harus diingat bahwa fungsi PAUD bukan sekedar
untuk memberikan berbagai pengetahuan kepada anak melainkan yang tidak kalah pentingnya adalah untuk mengajak anak
berpikir, bereksplorasi, bergaul,berekspresi, berimajinasi tentang berbagai hal
yang dapat merangsang pertumbuhan sinaps baru dan memperkuat yang telah ada
serta menyeimbangkan berfungsinya kedua belahan otak (Jalal, 2002 15). Tugas
Perkembangan Anak TK/ PAUD meliputi:
1. Belajar berjalan. Pada usia
sekitar satu tahun, tulang dan otot-otot bayi telah cukup kuat untuk melakukan
gerakan berjalan. Berjalan merupakan puncak dari perkembangan gerak pada masa
bayi.
2. Belajar mengambil makanan yang
padat. Makanan
merupakan kebutuhan biologis utama pada manusia. Dengan diawali oleh kemampuan
mengambil dan memakan sendiri makanan yang dibutuhkannya, bayi telah memulai
usaha memenuhi sendiri kebutuhan hidupnya.
3. Belajar berbicara. Bicara
merupakan alat berpikir dan berkomunikasi dengan orang lain. Melalui tugas ini
anak mempelajari bunyi-bunyi yang emngandung arti dan berusaha
mengkomunikasikannya dengan orang-orang di sekitarnya. Melalui penguasaan akan
tugas ini anak akan berkembang pula kecakapan sosial dan intelektualnya.
4. Belajar mengontrol cara-cara
buang air. Pengontrolan cara buang air bukan hanya berfungsi menjaga
kebersihan, tetapi juga menjadi indikator utama kemampuan berdiri sendiri,
pengendalian diri dan sopan santun. Anak yang sudah menguasai cara-cara buang
air dengan baik, termasuk tempat dan pemeliharaan kebersihannya, pada tahap
selanjutnya akan mampu mengendalikan diri dan bersopan santun.
5. Belajar mengetahui jenis
kelamin. Dalam masyarakat akan selalu ditemui individu dengan jenis kelamin
pria atau wanita, walaupun ada juga yang berkelainan. Anak harus mengenal
jenis-jenis kelamin ini baik ciri-ciri biologisnya maupun sosial kulturalnya
serta peranan-peranannya. Pengenalan tentang jenis kelamin sangat penting bagi
pembentukan peranan dirinya serta penentuan bentuk perlakuan dan interaksi baik
dengan jenis kelamin yang sama maupun berbeda dengan dirinya.
6. Mencapai kesetabilan jasmaniah fisiologis. Pada masa bayi, kondisi
fisiknya sangat labil dan peka, mudah sekali berubah dan kena pengaruh dari
luar. Pada akhir masa kanakkanak, ia harus memiliki jasmani yang stabil, kuat,
sehat, seimbang agar mampu melakukan tuntutan-tuntutan perkembangan
selanjutnya.
7. Memiliki konsep sosial dan
fisik walaupun masih sederhana. Anak hidup dalam lingungan fisik dan sosial
tertentu. Agar dapat hidup secara wajar dan menyesuaikan diri dengan keadaan
dan tuntutan dari lingkungannya, anak dituntut memiliki konsep-konsep sosial
dan fisik yang sesuai dengan kemampuannya. Anak harus sudah mengetahui apa itu
binatang, manusia, rumah, baik, jahat dan lain-lain.
8. Belajar hubungan emosional dengan orang lain. Belajar hubungan sosial
yang baik dengan orang tua, serta orang-orang dekat lainnya, karena akan selalu
berhubungan dengan orang lain, baik dalam keluarganya maupun di lingkungannya,
maka ia dituntut untuk dapat membina hubungan baik dengan orang-orang tersebut.
Anak dituntut dapat menggunakan bahasa yang tepat dan baik, bersopan santun.
9. Belajar melakukan hubungan baik berdasarkan norma
sosial/ agama. Pergaulan
hidup selalu berisi dan berlandaskan moral. Sesuai dengan kemampuannya anak
dituntut telah mengetahui mana perbuatan yang baik dan mana yang tidak baik.
Lebih jauh ia dituntut untuk melakukan perbuatan yang baik dan menghindarkan
perbuatan yang tidak baik. Diharapkan kebaikan-kebaikan ini menjadi bagian dari
hati nuraninya.
Pada masa pendidikan anak usia dini (PAUD) maupun
masa taman kanak-kanakanak akan cenderung melakukan pembelajaran seperti
yang telah disebutkan diatas. Untuk itulah sebagai pendidik anda harus bisa
menyesuaikan tugas-tugas dalam periode perkembangan anak ini, hal itu
dimaksudkan agar proses pembelajaran anak bisa berjalan efektif dan efisien.
Pada dasarnya anak selalu mengalami
perkembangan. Perkembangan akan menjadi media bagi anak untuk belajar dan
mengenal lingkungannya.
2.
Implikasi
Tugas
Perkembangan Anak TK/PAUD dalam
Pendidikan
Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan
anak adalah sangat penting. Pengaturan lingkungan
yang membuat anak dapat bergerak bebas dan aman untuk bereksplorasi merupakan kondisi
yang sangat baik bagi perkembangan anak, oleh karena itu lingkungan
yang baik untuk PAUD adalah lingkungan yang mendukung anak melakukan kegiatan tersebut. Selama ini
ada anggapan bahwa lingkungan yang baik adalah ruangan yang berdinding putih,
bersih, dan tenang. Sebuah
anggapan yang keliru karena ruangan tanpa rangsangan semacam itu justru
menghambat perkembangan anak.
Memang benar bahwa faktor bawaan juga berpengaruh terhadap kecerdasan seseorang tetapi pengaruh
lingkungan juga merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya. Jika faktor
bawaan dimisalkan sebagai
dasar maka faktor lingkungan merupakan pengembangannya.
Tanpa diperkaya oleh lingkungan, modal1/2 dasar tersebut tidak
akan berkembang bahkan bisa jadi menyusut. Jika orangtua karena satu dan lain hal tidak melaksanakan
fungsinya sebagai pendidik, fungsi ini dapat dialihkan (sebagian) kepada
pengasuh, lembaga pendidikanpenitipan
anak, lingkungan atau siapa saja yang mampu berperan sebagai pengganti. Peran pengganti ini dapat dilakukan baik di
lingkungan keluarganya (pengasuh) atau di luar lingkungan keluarganya. Implikasi bagi penyelenggaraan pendidikan anak PAUD, yaitu sebagai berikut:
a)
Lingkungan hidup dan pendidikan anak-anak (Paud) amat penting untuk
memperkaya pengalaman dan mempercepat laju perkembangannya.
D. Tugas Perkembangan Anak SD serta Implikasinya dalam Pendidikan
1. Tugas Perkembangan Anak SD
Pada masa ini
merupakan masa perkembangan yang singkat, tetapi merupakan masa yang sagat
penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa
ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan
berkembang secara optimal. Karakteristiknya yaitu pertumbuhan
fisiknya telah mencapai kematangan, mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Untuk
perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan
kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap
angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami
sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu. Tugas
perkembangannya meliputi :
a)
Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan
yang umum.
b)
Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang
sedang tumbuh.
c)
Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.
d)
Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.
e)
Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis, dan
berhitung.
f)
Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan
sehari-hari.
g)
Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tata tingkatan nilai.
h)
Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-
lembaga.
i)
Mencapai kebebasan pribadi.
2. Implikasi Tugas Perkembangan Anak SD dalam Pendidikan
Berdasarkan
tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dirumuskan bahwa implikasi dalam
pendidikannya yaitu :
a)
Cara pengajaran yang lebih terbuka, memberikan
kesempatan anak mengoptimalkan perkembangan fisiknya. Dengan cara
ini anak dapat lebih bersemangat dan timbul rasa senang dalam menjalani
aktivitas pembelajaran. Sehingga berdampak positif juga bagi perkembangan
mereka.
b)
Metode pembelajaran yang fleksibel tidak kaku,
bervariasi. Metode ini diharapkan anak dapat lebih berkembang, aktif dan
membantu timbulnya suasana yang menyenangkan selama proses belajar. Karena anak
lebih butuh banyak aktivitas yang membantu perkembangan mereka.
c)
memperhatikan kesulitan dan permasalahan siswa
serta memberikan bimbingan baik secara individual maupun kelompok. Hal ini
bertujuan agar anak mencapai keutuhan dan keserasian sikap dirinya sendiri
sebagai organisme yang sedang tumbuh secara optimal.
d)
Adanya penanaman moral dan agama agar timbul
sikap dan sifat yang positif sejak dini.
e)
Sekolah mempunyai peran yang sangat penting
dalam pengembangan kemampuan intelektual anak. Dalam hal ini guru harus
memberikan perhatian agar menunjang proses pendidikan anak. Guru juga harus
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan hasil belajarnya serta
memberikan komentar terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh anak SD dalam
proses belajar. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat membentuk proses
pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah.
E.
Tugas
Perkembangan Masa Remaja
serta Implikasinya dalam Pendidikan
1.
Tugas
Perkembangan Masa Remaja
Tugas-tugas perkembangan remaja adalah
sikap dan perilaku dirinya sendiri dalam menyikapi lingkungan di sekitarnya.
Perubahan yang terjadi pada fisik maupun psikologisnya menuntut anak untuk
dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan dan tantangan hidup yang ada di
hadapannya.
Tugas-tugas perkembangan pada masa
remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan
harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka mudah mengalami
gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku.
Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka
mengambil resiko dengan melakukan kenakalan (Fuhrmann, 1990). Masa remaja
ditandai dengan (1) berkembangnya sikap dependen kepada orang tua ke arah
independen, (2) minat seksualitas (3) kecenderungan untuk merenung atau
memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral (Salzman dan
Pikunas, 1976).
Semua tugas perkembangan pada masa
remaja dipusatkan pada pusaka penanggulangan sikap dan pola perilaku yang
kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Menurut
Menurut Hurlock (1991) tugas perkembangan pada masa remaja adalah sebagai
berikut:
a) Berusaha mampu menerima
bentuk fisiknya.
b) Berusaha mampu menerima dan
memahami peran seks usia dewasa.
c) Berusaha mampu membina
hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
d) Berusaha mencapai
kemandirian emosional dan ekonomi
e) Berusaha mengembangkan
konsep dan keterampilan-keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk
melukukan peran sebagai anggota masyarakat.
f) Berusaha mengembangkan
perilaku tanggungjawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
g) Berusaha mempersiapkan diri
untuk memasuki perkawinan.
h) Berusaha memahami dan
mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
Banyak para ahli psikologi memandang bahwa identity formation (pembentukan
identitas/ jati diri) merupakan tugas perkembangan utama bagi remaja. Jika
remaja gagal atau tidak mendapat kepuasan dalam menjawab pertanyaan ‘Siapa
saya?’ dan ‘Mengapa saya?’ maka
mereka akan mengalami ‘peperangan’
dalam dirinya. Pikunas juga mengemukakan pendapat William Kay, yaitu bahwa
tugas perkembangan utama bagi remaja adalah memperoleh kematangan sistem moral
untuk membimbing perilakunya. Kematangan remaja belum disebut sempurna apabila
tidak memiliki kode moral yang dapat diterima secara universal.
Kematangan pencapaian fase kognitif tingkat ini akan sangat membantu
kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar
dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan ini, remaja memeriukan
kemampuan kreatif. Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai oleh perkembangan
kognitifnya.
2.
Implikasi Tugas- tugas
Perkembangan Remaja dalam Pendidikan
Dalam penyelengggaraan pendidikan
masing-masing perkembangan akan mempunyai implikasi yang berbeda, yaitu dengan
cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kegiatan- kegiatan
nonakademik, berkenaan dengan penyesuaian peran sosial, pemahaman terhadap
kondisi fisik dan psikologis, serta pemahaman dan penghayatan peran jenis
kelamin.
Tugas-tugas perkembangan remaja harus dapat diselesaikan
dengan baik, karena akan membawa implikasi penting bagi penyelenggaraan
pendidikan dalam rangka membantu remaja tersebut, yaitu sebagai berikut:
a) Sekolah dan perguruan
tinggi perlu memberikan kesempatan melaksanakan kegiatan- kegiatan nonakademik
melalui berbagai perkumpulan.
b) Adanya tindak lanjut bagi
remaja yang bertingkah laku tidak sesuai dengan jenis kelaminnya, yaitu dengan
cara diadakannya bimbingan.
c) Siswa yang lambat
perkembangan jasmaninya diberi kesempatan berlomba dalam kegiatan kelompoknya
sendiri. Perlu diberikan penjelasan melalui bidang studi biologi dan ilmu
kesehatan bahwa pada diri remaja sedang terjadi perubahan jasmani yang
bervariasi. Kepada siswa juga diberikan kesempatan untuk bertanya jawab tentang
perkembangan jasmani itu.
d) Pemberian bantuan kepada
siswa untuk memilih lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan
keinginannya, sesuai dengan sistem kemasyarakatan yang dianutnya, dan membantu
siswa mendapatkan pendidikan yang bermanfaat untuk memepersiapkan diri memasuki
pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Setiap fase perkembangan mempunyai
serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap
individu. Sebab, menyelesaikan tugas- tugas perkembangan pada fase tertentu
akan memperlancar pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.
Sementara apabila gagal maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri
individu tersebut sehingga bisa menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan
merampungkan tugas- tugas berikutnya. Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan
dengan sikap, perilaku, atau keterampilan yang sebagainya dimiliki oleh
individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya.
Tugas-tugas dalam perkembangan
mempunyai tiga macam tujuan yang sangat berguna. Pertama, sebagai petunjuk bagi
individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka pada
usia-usia tertentu. Kedua, dalam memberi motivasi kepada setiap individu untuk melakukan
apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu
sepanjang kehidupan mereka.
Tugas
perkembangan berasal dari tiga jenis sumber. Pertama adalah tugas yang berasal
dari pertumbuhan fisik. Kedua, ada
tugas-tugas yang berasal dari kematangan kepribadian. Selanjutnya,
jenis tugas perkembangan ketiga adalah tugas yang berasal dari tuntutan masyarakat, contohnya di usia SD, anak diharapkan sudah
bisa baca tulis.
Adanya Tugas- tugas perkembangan dalam setiap individu, pasti memiliki
latar belakangnya yakni sumber yang membentuk tugas pada setiap fase-fase
perkembangannya.
Bagi anak usia dini, orangtua merupakan guru yang
terpenting dan rumah tangga merupakan lingkungan belajar utamanya. Tugas perkembangan anak
Paud meliputi Be lajar berjalan, belajar mengambil makanan yang padat,
belajar berbicara, belajar mengontrol cara-cara buang air, belajar mengetahui
jenis kelamin, Mencapai
kesetabilan jasmaniah fisiologis, Memiliki konsep sosial dan fisik walaupun masih sederhana, Belajar hubungan
emosional dengan orang lain, dan melakukan hubungan baik berdasarkan norma sosial/ agama.
Implikasi anak sd ...........................................................................................
Adapun tugas perkembangan anak SD meliputi mempelajari
keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum, membangun sikap yang
sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh, belajar menyesuaikan
diri dengan teman-teman seusianya, mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat, mengembangkan
keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung, mengembangkan
pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, mengembangkan hati
nurani, pengertian moral dan tata tingkatan nilai, mengembangkan sikap
terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga- lembaga, mencapai kebebasan
pribadi.
Berdasarkan
tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dirumuskan bahwa implikasi dalam
pendidikannya yaitu cara pengajaran yang lebih terbuka memberikan
kesempatan anak mengoptimalkan perkembangan fisiknya, metode
pembelajaran yang fleksibel tidak kaku, memperhatikan
kesulitan dan permasalahan siswa serta memberikan bimbingan baik secara
individual maupun kelompok, adanya
penanaman moral dan agama agar timbul sikap dan sifat yang positif sejak dini.
Tugas-tugas perkembangan remaja adalah
sikap dan perilaku dirinya sendiri dalam menyikapi lingkungan di sekitarnya.
Perubahan yang terjadi pada fisik maupun psikologisnya menuntut anak untuk
dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan dan tantangan hidup yang ada di
hadapannya.
Menurut Menurut Hurlock (1991) tugas
perkembangan pada masa remaja adalah sebagai berikut berusaha mampu menerima
bentuk fisiknya, berusaha mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa, berusaha mampu membina
hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis, berusaha mencapai
kemandirian emosional dan ekonomi, berusaha mengembangkan konsep dan
keterampilan-keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melukukan
peran sebagai anggota masyarakat, berusaha mengembangkan perilaku
tanggungjawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa, berusaha mempersiapkan diri
untuk memasuki perkawinan, berusaha memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung
jawab kehidupan keluarga.
Tugas-tugas perkembangan remaja harus
dapat diselesaikan dengan baik, karena akan membawa implikasi penting bagi
penyelenggaraan pendidikan dalam rangka membantu remaja tersebut, yaitu sebagai
berikut sekolah
dan perguruan tinggi perlu memberikan kesempatan melaksanakan kegiatan-
kegiatan nonakademik melalui berbagai perkumpulan, adanya tindak lanjut bagi
remaja yang bertingkah laku tidak sesuai dengan jenis kelaminnya, yaitu dengan
cara diadakannya bimbingan,siswa yang lambat perkembangan jasmaninya diberi
kesempatan berlomba dalam kegiatan kelompoknya sendiri.
B.
Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
Desmita.2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik.
Bandung: Remaja Rosdakarya
http://ithasartika91.blogspot.com/2011/02/pengertian-dan-sumber-tugas.html ( diakses pada tanggal 23 Maret 2012)
Sunarto.2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Rineka Cipta.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/05/02/tugas-perkembangan-individu/ (diakses pada tanggal 23 Maret
2012)
Hurlock, E.B. Psikologi
Perkembangan. Jakarta : Erlangga, 1990.
No comments:
Post a Comment