Selesai mandi aku merapikan pakaian ganti yang akan aku bawa.
“mah aa berangkat” ucapku sebelum berangkat kepada ibuku.
“iya, nginep ga ?” tanyanya padaku
“gatau kalau kemaleman nginep” jawabku berbohong, karena jika langsung bilang akan menginap pasti tidak diijinkan.
“iya hati-hati, jangan lupa solat” ucapnya kembali seraya mengingatkan.
Akupun berangkat, memanaskan motor sebentar dan kemudian pergi ke kosan seseorang.
“aku udah dikosan” ucapku dalam sms.
“aku udah di kampus” jawabnya.
euh dasar gendut. Ucapku
dalam hati. Akupun langsung menuju kampus, mampir sebentar di alfamart.
Membeli beberapa botol minum untuk diperjalanan. Tak lupa mengambil
beberapa lembar biru untuk bekal nanti.
Keluar dari atm tiba-tiba berhenti motor yang dikendari orang tua yang
sudah tidak asing lagi atau bahkan sudah muak aku lihat muka tengilnya.
“mana barudak ?” tanya bryan.
“tuh”
sambil melirik ke arah gerombolan orang-orang bodoh dan beberapa
wanita. Beberapa pria diantaranya ada yang sedang guling-guling di
trotoar, ada yang sedang sakau karena asap knalpot, ada juga yang sedang
ngobrol dengan cacing. Mungkin saudara jauh.
Tak lama datang seorang anak kecil dengan tampang sudah TIDAK muda
berlari-lari kecil menggunakan sendal berlari keluar dari gerbang kampus
mengarah ke kami yang sedang berkumpul.
“njir aya jelema jiga tuyul” teriak faisal fun.
“bego, eta tuyul nyamar jadi jelema” balas adam.
“geus-geus teu kudu debat, eta mah alien nyasab ” ucap ryan melerai.
“jir urang make sendal” ucap anak kecil tadi yang ternyata teman kami herlangga.
“maneh timana ?” tanya bryan.
“ti rumah psikopat” jawabnya.
“naha lain nginjem ka si dika ?” tanyanya kembali.
“oh heeh nya” pikirnya sejenak.
Tiba-tiba suasana hening untuk beberapa menit.
“setan aya tai kuda bisa ngomong sisieun urang” teriakku kaget.
“iyeu urang bego” jawab herlangga sembari menangis mengeluarkan nanah.
“oh haha” jawabku dengan santai.
“nungguan saha deui ?” tanya ryan.
“kalem si bedil can datang” ucap faisal gendut.
Tak lama kemudian datang seorang manusia langka dengan komposisi tubuh
70% kaki dan 30% badan menaiki motor honda beat. Terlihat kakinya tidak
cukup untuk menekuk di motor sehingga dia mengendarai motor dengan gaya
superman terbang. Beberapa warga yang melihatnya berteriak
“liat-liat ada tiang listrik naek motor” ucap seorang ibu kepada anaknya yang hanya melongo dengan mulut terbuka.
“ckck jaman ayeuna congcorang wae bisa naek motor nya” ucap seorang tukang baso malang yang mangkal di dekat gerbang kampus.
Setelah semua berkumpul kamipun melakukan ritual yang seharusnya
sebelum berpergian demi keselamatan. Yaitu berdoa dan berfoto-foto haha.
Selesai dilakukan kamipun berangkat menuju bekasi, menengok teman kami
yang sedang sakit.
Akhirnya kami tiba di sebuah jalan panjang kematian, jalanannya lurus
dengan aspal yang kekuningan karena tertutup debu pasir. Di sekeliling
tidak tampak perumahan, sepertinya ini adalah daerah terpencil. Sesekali
aku lihat pengendara motor yang mati kehausan dimakan oleh burung
bangkai. Jalan apa ini. Ucapku
dalam batin. Terlihat beberapa temankupun mulai kelelahan, herlangga
yang kehausan karena uang untuk membeli minuman dibelikan pertamax oleh
abah. Adam yang kelelahan karena membawa sekarung beras. Itu dini bego.
Oh dini haha, suara entah darimana mengingatkanku. Lalu ada juga ryan
yang berkeringat dingin karena membawa seorang “pengantin” di
belakangnya, faisal fun. Ya isal memang seorang islam garis keras. Dia
pernah menjual dirinya di salah satu situs internet untuk berjihad. Haha
Akhirnya kami sampai di perkotaan, cuaca mendung seperti akan hujan,
dan tak lama kemudian ternyata hujan turun. Aku yang kelelahan karena
memang kurang enak badan, dan agak gemetar membawa seorang wanita manis
dibelakangku. Eh haha.
Beberapa kali aku kehilangan kekuatan hingga puncaknya ketika motor
abah yang ada di depan mengerem mendadak aku menabraknya. Akupun sontak
terkejut.
“kamu gapapa ?” tanyaku kepada anggita.
“gapapa” jawabnya.
“bener gapapa ?” tanyaku kembali memastikan.
“aduh maaf aku cape hehe” ucapku kembali.
“iya gapapa, mau gantian dulu.” Tanyanya kembali.
“gausah aku kuat kok.” Jawabku.
“serius” tanyanya.
“iyaa” jawabku kembali.
Akhirnya kamipun sampai di tempat tujuan, yaitu rumah giv. ketika kami
datang giv hanya terbaring lemas, seperti lumpuh. Ya giv memang sedang
sakit tapi entah sakit apa. Yang jelas itu parah. kami mengobrol sedikit
melepas kerinduan. Terlihat karung beras menangis, itu dini bego. Eh maaf din haha.
Beberapa saat suasana hening, dan kemudian mulai berfoto-foto bersama
giv haha. Setelah merepotkan keluarga giv kamipun akhirnya berpamitan
untuk pulang. Sudah sore, kamipun tak lupa mendoakan giv untuk cepat
sembuh dan tentunya berfoto-foto haha.
Selepas maghrib kamipun sampai di rumah fahmi. Bermalam lalu keesokan
paginya kamipun kembali ke bandung. Tidak lupa berdoa dan tentu saja
berfoto-foto terlebih dahulu haha.
Tidak seperti ketika berangkat melewati jalan kematian, pulangnya kami
lewat jalur alternatif yang ternyata lebih cepat dari jalur kemarin.
Sebelumnya kamipun mengisi bensin dahulu. Herlangga kembali menggerutu
karena si abah kembali membeli pertamax untuk motor bubuknya yang kalau
digerung-gerung terdengar getaran seperti setiap bodinya akan lepas dari
tempatnya. Dengan wajah tengilnya abah cuman tersenyum mendengar
komentar cucunya tersebut. Selesai bersiap terakhir kalinya kamipun
melanjutkan perjalanan pulang. Di tengah perjalanan.
“git kamu tau ga ?” tanyaku.
“tau apa ?” jawabnya kebingungan.
“kalo aku suka sama kamu” jawabku.
“ha ? serius ? kenapa bisa suka sama aku ?” tanyanya seakan tidak percaya.
“ya gatau, pokoknya aku suka sama kamu. kalo sama kamu tuh aku bisa ngelupain siska” jawabku sejujur-jujurnya.
“ah masa, tapi bukannya kamu suka sama riska” tanyanya kembali.
“itu dulu, sekarang aku suka sama kamu” jawabku.
“emang sejak kapan kamu suka sama aku ?” tanyanya kembali.
“dari
dulu sih, waktu pas awal-awal aku pura-pura saingan sama si mas buat
dapetin kamu. puncaknya waktu kemarin pas aku bilang kalo aku janji
bakalan ngelamar kamu yang kalo engga aku tepatin aku bakalan biayain
selama tiga tahun biaya sekolah anak kamu nanti.” Jawabku.
“emang kamu serius ma aku ?” tanyanya.
“iyaaa” jawabku meyakinkan kalau aku sangat-sangat jujur.
Mulai dari situ kamipun ngobrol nagler ngidul. Tidak peduli dengan
jalanan aku hanya menyimak setiap apa yang dia katakan. Karena waktu
seperti itu hanya sekali dalam seumur hidup aku bisa dapatkan. Waktu
untuk lebih dekat dengan orang yang diam-diam aku suka. Selama ini kalau
aku suka terhadap seseorang aku slalu blak-blakan bilang. Pernah satu
waktu aku suka sama adik kelas, hari pertama kenalan malam harinya
langsung aku nembak dan diterima. Begitu mudah untuk bilang suka
terhadap seorang wanita bagiku, namun berbeda dengan gadis satu ini.
Bibirku begitu kaku, lidahku kelu, badanku membatu hanya untuk sekedar
mengucapkan “git aku suka kamu”. Lebih sulit lagi jika aku mengucapkan
“git mau ga jadi penghias hariku dan buat aku bangga jadi seorang
nugraha”. Ah pasti aku sudah terkena serangan jantung saat itu juga,
atau keluar darah dari hidungku hingga aku pingsan dan kekurangan darah.
Aku menikmati setiap detik waktuku bersamanya waktu itu, waktu yang
hanya seperti sebutir pasir di tengah padang sahara.
Sebelum pulang kami sempat menepi sebentar untuk beristirahat dan tentu saja berfoto-foto haha.
“sini aku bawain tasnya git” tawarku agar tasnya tak mengahalangi kalau-kalau dia mau memelukku. Haha
Kemudian kamipun melanjutkan perjalanan, hampir dekat dengat sariwangi
aku kehilangan jejak teman-teman bodohku. Akupun tersesat, namun aku
sedikit bahagia. Meskipun hanya beberapa saat. Sampai di jalan sariwangi
aku sedikit memelankan kendaraan. Sengaja agar aku bisa lebih-lebih
lama bersama dia. Kurasakan kepalanya menyandar di bahuku. Aku agak
gemetar, jangan-jangan dia mau muntah. Atau dia itu sebenarnya vampir di film blade yang merayu mangsanya dan menggigitnya. Aaaah seram. Ucapku dalam hati.
“kamu cape ?” tanyaku.
“iya” jawabnya.
Akhirnya kami sampai di kosannya, diapun turun. Aku memandangnya,
terlihat manis ketika dia sedang kelelahan. Aku pikir inilah akhirnya,
waktu singkat yang terindah dalam hidupku. Aku harap ada waktu lain
seperti ini. Namun sepertinya tidak mungkin, akupun pulang ke rumah. Di
rumahku terlihat beberapa orang bodoh menggerutu. Mencari-cari dimana
aku, terlihat her yang kehausan sudah meminum air kencingnya sendiri,
fahmi yang kelaparan memakan tangan kanan her. Bedil yang dianggap tiang
listrik hanya berdiri mematung dengan beberapa kabel listrik melintas
melewati kepalanya. Sedangkan abah bryan dengan wajah tengilnya
menendang-nendang pantat riyan yang sedang poop di got. hahahaha
No comments:
Post a Comment